Tuesday, March 17, 2020

Cerita Horor di Malam Minggu Pontianak


Sebenarnya cerita ini, hanya sebuah cerita berdasarkan pengalaman yang memang benar-benar terjadi. Nulisnya sengaja nggak di malam Jum’at tapi di malam minggu supaya suasananya bisa lebih menyenangkan sekalian bisa mengisi waktu di malam minggu. Ada beberapa pengalaman yang ingin saya tuliskan kali ini, mungkin saya mulai dari pengalaman horor yang saya alami di kantor. 

Cerita berawal saat saya mendapatkan sebuah tugas lembur saat itu. Cerita ini terjadi beberapa tahun yang lalu saat masih berstatus sebagai CPNS di sebuah instansi pemerintah. Gedung kantor tempat saya bekerja memang kalau dilihat dari luar terkesan kusam, lusuh, dan samun, suasananya terasa kurang nyaman apalagi kalau berada di lantai tiga, siang saja terasa nggak nyaman apalagi malamnya.

Saat itu saya mendapatkan tugas membantu menyusun anggaran di lantai dua gedung belakang. Saat hari masih terang sih belum terasa merindingnya, tapi saat gelap mulai datang mulai timbul keanehan-keanehan yang membuat merinding dan juga membuat tersenyum. Sering terdengar suara seperti orang yang sedang turun naik tangga dan itu terjadi terus menerus, karena penasaran saya pun keluar dari ruangan untuk memastikannya, ternyata tidak ada siapa-siapa yang sedang turun naik tangga. 

Kejadian itu terus berulang dan karena saya penasaran saya pun menanyakan hal ini dengan rekan kerja saya yang tampak cuek-cuek saja. Entah mereka mendengar atau tidak. Entah mau menenangkan saya, mereka hanya menjawab sambil tersenyum mungkin orang di Gereja belakang kali (di belakang kantor kami memang ada sebuah gereja). 

Terus terang saya sih nggak yakin kalau itu suara dari orang-orang yang berada di Gereja belakang, karena suara jejak langkah turun naik tangga itu hilang kalau saya keluar menuju tangga itu dan kembali muncul saat saya mulai bekerja lagi. Pada akhirnya dengan mengucapkan Taawuz menyebut nama Allah saya berusaha untuk menganggap hal itu menjadi biasa dan mulai bekerja lagi sambil ngobrol-ngobrol bersama teman hingga larut malam.

Cerita kedua terjadi di awal tahun 2009 kemarin tepatnya sekitar bulan Maret. Saya mendapat tugas untuk mengikuti diklat yang diadakan oleh IMIDAP, diklat tentang pengembangan desa mandiri energi di Makassar Sulawesi Selatan.

Cerita ini terjadi sehabis Maghrib, saat itu saya dan rekan saya sekamar sedang makan malam di lantai dasar hotel tempat kami menginap, kebetulan kamar kami berada di lantai lima hotel itu. Handphone saya saat itu memang tertinggal di kamar, sehingga saya tidak mengetahui kalau ada beberapa orang yang berusaha menghubungi saya pada jam itu.

Saat saya kembali ke kamar, saya melihat banyak panggilan gagal di HP saya dan tidak lama kemudian ada sebuah panggilan dari teman saya di Pontianak yang langsung bertanya “Ko, tadi suara cewek siapa tuh? Wah kau bawa-bawa cewek ya ke kamar?” Saya pun langsung balik tanya “Emang tadi kamu dengar suara apa?” Teman saya pun langsung menjawab, “Tadi ada suara cewek yang menjawab ‘rizkonya lagi keluar!” Saya pun langsung nanya balik, “Yang benar?” Teman saya pun menjawab “Demi Allah.”

Semenjak telepon dari teman saya, suasana nyaman di kamar hotel tersebut menjadi terasa sangat tidak nyaman. Apalagi saat itu hampir tiap malam rekan se kamar saya sering tidak berada di kamar, jadi otomatis selama tidur di kamar itu saya lebih sering sendiri. Untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang datang, saya coba perbanyak waktu untuk Sholat dan mengaji di kamar hotel itu.

SMS Misterius (Kediri)

Dari sejumlah keterangan yang diperoleh, sebelum ditemukan gantung diri Arif Nurhuda mendapat kiriman SMS misterius dari seseorang yang di HP Arif , ditulis dengan inisial WT dengan nomor 085227323333. Diduga, WT adalah pacar Arif, yang belum diketahui di mana tinggalnya dan apakah teman satu sekolah atau bukan.

Arif Nurhuda, pelajar kelas dua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Budi Utomo, Perak, Jombang, ditemukan tewas gantung diri di kebun pohon jati dekat rumahnya di Desa Klampitan, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri. Anehnya, Arif nekat mengakhiri hidup setelah menerima SMS dari seseorang yang menceritakan aksi bunuh dirinya.

SMS misterius itu diterima WT dari seseorang yang mengaku bernama Kangen, kemudian SMS itu diteruskan oleh WT ke ponsel Arif. Isi SMS yang sempat diperlihatkan kepada wartawan itu kalimatnya cukup membuat merinding.

“Namaku, Kangen siswi SMK 4 Jambi. Ku mati bunuh diri, memotong tanganku sendiri. Kulakukan karena aku hamil sama pacarku. Seluruh badanku penuh darah. Ini nomerku. Dengerin ku bernyanyi, 081918836427. Kalau tak percaya, coba telepon. Kirim SMS ke 18 orang. Kalau gak kirim, aku akan mengganggumu terus selama 18 tahun. Mulai nanti malam dekat pintu, di bawah kasur, di bawah jendela, ku di sisimu pukul 01.08. Ini kisah nyata. Jangan kirim balik.

Nb : Kami sudah menelphone dan kenyataannya memang ada yang bernyanyi ?!?”

Isi SMS tersebut dikirim oleh WT kepada Arif tertulis tanggal 7 Juni pukul 12.29 WIB. Berarti SMS itu masuk ketika Arif sedang shalat Dhuhur, atau setengah jam sebelum Arif meninggalkan rumah dengan membawa sepeda BMX.

Sedangkan tulisan “Nb: Ku udah telepon dan udah ada yang menyanyi,” belum jelas apakah kalimat itu terusan dari kalimat kiriman Kangen, atau kalimat tambahan dari WT setelah mendapat SMS dari orang yang bernama Kangen tersebut.

“Kami masih menyelidiki keterkaitan SMS ini dengan korban,” kata Kapolsek Purwoasri, AKP Sartana. Selain SMS misterius tersebut, WT sebelumnya dua kali mengirim SMS kepada Arif. Salah satunya, WT menegaskan bahwa dirinya ingin balik lagi dengan Arif. Tapi rasa cintanya kepada Arif, seperti tertulis dalam pesannya, sudah tidak lagi utuh 100 persen, hanya 50 persen.

Apakah karena hal ini sehingga Arif nekat mengakhiri hidupnya? AKP Sartana belum berani memastikan. “Saya temukan HP itu di dalam kamar korban. Bisa jadi setelah membaca SMS itu, jiwa korban tertekan. Tapi semua masih kami dalami,” tandasnya.

Horor Di Mengger Bandung


Semalam ngobrol sama teman-teman nggak tahu, mendadak sampai ke cerita horor. Di sini salah satu teman saya bercerita tentang cerita horor di Jalan mengger di Bandung (jalannya cuma satu blok dari kontrakan. Serem!

Kabarnya di jalan itu kita nggak boleh menyebutkan satu kata yang merupakan nama dari wanita penunggu di situ, dan percaya nggak percaya banyak orang yang nantangin dan hasilnya mereka terkena penyakit yang di luar logika.

Kadang kala saya sendiri juga bingung, sering saya lewati jalan itu bahkan tengah malam sendirian naik motor, kenapa jalannya kayak mau keluar kota, di mana-mana sawah, dan tidak ada lampu selain lampu motor.

Kejadian ini sudah lama, tiga orang anak SMP baru pulang naik angkot dari kegiatannya bermain bola saat itu sekitar jam delapan malam (di sini jam segitu angkot udah susah), ketika mereka naik angkot itu lewatlah mereka di jalan mengger, di dalam angkot itu hanya ada mereka dan sopir angkotnya saja.

Di tengah perjalanan sesosok wanita dengan pakaian yang serba merah, dengan payung merah (kayak film-film ), menghentikan angkot itu, dan ketiga anak itu bingung kenapa wanita horor kayak gitu diangkut juga sama si sopir, tapi pikir mereka ya sudahlah. Akhirnya sang sopir melanjutkan perjalanan.

Awalnya wanita it duduk diam saja dengan kepala tertunduk, namun berselang beberapa menit, dia mulai mendekati ketiga anak itu dan membelai kepala mereka satu per satu, ketiga anak SMP itu tentu saja langsung melihat ke arah wajah wanita itu yang jaraknya mungkin hanya sejengkal dari wajah mereka, ketika mereka perhatikan, wajah wanita itu rata alias tanpa wajah. Spontan mereka kaget bukan main, mau teriak tapi mereka sama sekali tidak bisa bergerak dan bersuara.

Akhirnya angkot melewati sebuah pabrik yang tidak terurus dan si wanita itu meminta sopir angkot untuk menurunkannya di situ. Sopir angkot yang dari tadi hanya diam, menurut saja, setelah wanita itu turun dari angkot entah bagaimana, sang sopir dengan tenang melanjutkan perjalanannya, dan wanita itu menghilang.

Ketiga anak itu langsung menangis dan menceritakan kejadian tadi pada sopir angkot itu. Dan ternyata, Sopir angkot itu mengatakan, “Wah itu sudah biasa di sini dek.” Anak-anak itu semakin ketakutan dan bertanya-tanya, “Kenapa di angkut juga tuh orang?” “Wah, kalau nggak diangkut nanti saya yang kecelakaan Dek,” kata sopir angkot. Setelah kejadian itu, ketiga anak itu jatuh sakit.

Kedengarannya ceritanya memang aneh, unik, dan seperti berlebihan, tapi percaya nggak percaya ada orang juga yang mengakui kejadian seperti itu pernah menimpa dirinya, dan ada juga yang mengatakan bahwa cerita anak SMP itu sama persis dengan cerita tentang temannya waktu SMP dulu, namanya Agung. Usut punya usut, katanya wanita itu adalah korban tabrakan di jalan itu.

Ada juga cerita tentang jangan menyebut nama si wanita merah itu di jalan tersebut, kalau menyebut, bisa-bisa Anda mengalami kecelakaan.

Penampakan Hantu Bocah Korban Tsunami di Aceh

Bencana Tsunami yang terjadi sekitar enam tahun lalu masih menyisakan berbagai misteri dan cerita pilu yang sulit dilupakan. Bahkan, beberapa hari lalu, wujud bocah perempuan yang diperkirakan berusia 10 tahun terekam kamera seorang pengunjung Gedung Museum Tsunami di kawasan Blangpadang, Banda Aceh. Meski sulit dikaitkan dengan logika, namun penampakan itu benar adanya. 

Wujud yang seharusnya tak ada dalam objek foto tersebut terekam dengan kamera digital Canon Powershoot A430 milik Marwan Bentara, warga Blower, Banda Aceh. Sosok bocah yang terekam itu penuh noda lumpur di bagian wajah dan kepala. Dia terlihat berjalan di antara maket (denah) Gedung Museum Tsunami dengan tembok (dinding) gedung. “Secara logika tak mungkin ada orang yang bisa berjalan di situ, karena maketnya langsung rapat ke tembok. Tetapi nyatanya yang terekam kamera justru sang bocah berada di antara maket dan tembok gedung,” kata istri Marwan, Elisa Putri.

Munculnya peristiwa yang sama sekali tidak disangka itu, menurut Elisa Putri berawal ketika dirinya bersama suami dan kedua anak mereka berkunjung ke Museum Tsunami Aceh, Sabtu malam 22 Mei 2010 atau se-kembali dari konser Slank di Blangpadang. Saat berada di lantai dua gedung tersebut, suaminya sibuk mengabadikan momen-momen yang ada di sekitar ruangan, termasuk maket Gedung Tsunami. 

“Saat memotret maket Museum Tsunami, saya sarankan kepada suami saya agar difoto ulang objek tersebut karena takut hasil foto tidak bagus, sebab lampu kamera mengenai kaca maket yang menyandar ke tembok. Akhirnya suami saya melakukan pengambilan foto ulang,” kata Elisa ketika menceritakan kejadian itu kepada Prohaba.

Setelah puas berkeliling dan mengabadikan berbagai objek di dalam maupun di luar gedung, Elisa dan keluarganya pulang ke rumah. Sesampai di rumah, suaminya tidak langsung memindahkan foto-foto yang ada dalam kamera ke laptop, karena malam itu listrik padam. Pemindahan baru dilakukan tiga hari kemudian.

Betapa terkejutnya Marwan Bentara ketika melihat di salah satu foto ada objek aneh yang terekam, yaitu penampakan bocah perempuan yang melintas di antara maket Gedung Museum Tsunami dengan dinding. “Dalam keadaan kaget, suami saya memanggil kami untuk memperlihatkan hasil foto tersebut. Terus terang kami semua ikut-ikutan kaget bahkan merinding. Kami sempat memperlihatkan foto itu kepada tetangga, siapa tahu ada yang mengenal sosok bocah penampakan itu, tetapi sejauh ini tak ada tetangga yang mengenalnya,” kata Elisa. 

Berdasarkan analisa yang dilakukan tim fotografer Newsroom Serambi Indonesia disimpulkan foto itu asli atau tidak melalui teknik rekayasa. Dari dua foto dengan objek serupa, tercatat selisih waktu pengambilan 23 detik. Jepretan pertama pukul 19:17:14 sedangkan yang kedua pukul 19:17:37. “Foto ini masih asli belum melalui proses editing dengan software apa pun,” kata Redaktur Foto Serambi Indonesia/Prohaba, Muhammad Anshar yang melakukan penelitian terhadap foto penampakan tersebut. 

Anshar menjelaskan secara teknis, setiap foto memiliki metadata IPTC (International Press Telecommunications Council) dan EXIF (Exchangable Image File Format). “Dengan data-data digital inilah memungkinkan bisa diketahui waktu pengambilan foto, sudah melalui proses editing atau masih asli,” kata Anshar. 

Meski demikian Anshar tidak menafikan, kemajuan teknologi bisa saja mengubah data yang ada di kamera disesuaikan dengan motivasi seseorang. “Tetapi jika mengacu kepada keluarga yang merekam objek tersebut, saya yakin tak ada motivasi apa pun bagi mereka untuk menampilkan hal-hal yang di luar logika,” ujar Anshar.

Pada awalnya, keluarga Elisa Putri tak ingin menyebarkan secara luas foto penampakan itu kepada masyarakat, karena khawatir memunculkan penafsiran macam-macam yang berbau mistis. “Sekian lama hanya kami simpan sebagai dokumen pribadi,” ujar Elisa. 

Pada akhirnya Elisa dan suaminya berpikir untuk menyebarkan foto itu melalui media massa karena siapa tahu masih ada orang tua atau keluarga si anak yang masih hidup dan bisa mengenali sosok penampakan tersebut. “Bisa jadi pula, siapa tahu keluarganya ingin sekali melihat si anak. Inilah yang kemudian mendasari niat kami menyebarkan foto ini ke media,” ujar Elisa menyiratkan kesedihan. 

Elisa berulang-ulang meminta maaf kepada semua pihak jika dirinya harus menyebarkan foto tersebut. “Tidak ada sedikit pun niat kami untuk membangkitkan duka akibat bencana, apalagi untuk tujuan mistik. Kita semua berharap semoga ada yang mengenal sosok tersebut dan mengirimkan doa untuknya dan diberikan ketabahan bagi yang ditinggalkan. Siapa tahu pula, si bocah memang ingin memperlihatkan wujudnya kepada orang-orang yang ditinggalkan,” demikian Elisa Putri.

Misteri Gunung Merapi


Cerita Serem kali ini akan menceritakan sebuah pengalaman serem mengunjungi pasar setan di gunung Merapi. Cerita serem ini datang dari seseorang dan memang cerita ini sungguh lumayan serem, unik dan mengagumkan. Misteri Gunung Merapi, mengingatkan kita pada yang ditayangkan sebuah stasiun TV swasta. Kisahnya dilatarbelakangi oleh keangkeran Gunung Merapi yang dihuni oleh Mak Lampir, tokoh jahat yang setengah manusia dan setengah jin. 

Ternyata, banyak orang yang tidak tahu bahwa kisah tersebut bukanlah fisik belaka, tapi memang diambil dari cerita atau mitos yang dipercayai oleh masyarakat sekitarnya. Perbedaannya hanya pada tokoh dan alur ceritanya. Seperti dikatakan Mbah Marijan, kuncen Merapi, “Sesungguhnya Gunung Merapi adalah sebuah kerajaan para makhluk halus. Namun, tidak sembarang orang yang dapat melihatnya, hanya mereka yang memiliki kelebihan atau sang penguasa alam gaib itu yang sengaja menampakkan keberadaannya.”

Si Mbah juga mengatakan, selain terdapat sebuah kerajaan gaib, keangkeran lainnya adalah pasar dedemit yang bernama Pasar Bubrah. Tempat ini merupakan pasarnya para makhluk halus, yang dapat dilihat pada setiap malam Jum’at. Pada saat itu, jangan heran bila akan terdengar keramaian layaknya sebuah pasar malam di puncak gunung ini.

Awalnya Misteri dan dua orang teman tidak begitu yakin tentang semua yang dikatakan oleh Mbah Marijan. Tapi, ketika kami bertiga mendapat izin dari Mbah Marijan untuk mendaki puncak Garuda, kami pun merasakan dan mengakui kebenaran kisah itu yang membuat kami gemetar ketakutan.

Kebenaran kisah itu terbukti saat kami melakukan pendakian melalui jalur kaliurang yang terdapat di Desa Kinahrejo, dengan ditemani Mas Budi, anak angkat Mbah Marijan. Medan berbatu yang terjal dan juga sangat rapuh harus dilalui sehari penuh. Rasa penat bertambah lagi ketika harus melintasi kawah mati, karena uap belerang membuat napas semakin sesak. 

Sesampai di Pasar Bubrah, kami sepakat berkemah dan bermalam di sana, untuk merasakan keanehan yang kerap dibicarakan orang itu. Bukannya sombong, tapi sekedar membuktikan bahwa semua itu adalah sebuah kebenaran dan bukan mitos. Selain itu, tempat ini merupakan lokasi ideal berkemah karena letaknya sudah mendekati puncak. 

Tak lama, ketika mata kami mulai terpejam karena rasa penat setelah seharian berjalan, kisah pasar setan yang diceritakan oleh Mbah Marijan menunjukkan kebenaran. Suara-suara gamelan dan gending Jawa mulai mengalun di telinga kami, keramaian sebuah pasar pun menyusul. Bersamaan dengan itu deru angin semakin besar dan menambah gaduh suasana. 

Seperti terhenyak dari mimpi buruk, kami langsung terjaga dengan wajah pucat dan keringat dingin. Tanpa sepatah kata, mata kami saling memandang dan berusaha menjawab pertanyaan yang ada dalam hati masing-masing. Sebuah pertanyaan yang baru akan terjawab bila mentari telah menampakkan dirinya.

Dalam keadaan demikian, teringatlah semua dosa yang pernah dilakukan. Doa dan harapan kepada Tuhan terus terucap dari bibir kami dengan terpatah-patah. “Semoga Allah masih mengizinkan untuk menebus kesalahanku. Dan tidak membiarkan para dedemit itu membawa kami ke alam gaib. 

Dari ketinggian 2919 Dpl , keramaian pasar setan itu terus berlangsung hingga larut malam. Rasa penat yang tak tertahankan akhirnya membuat kami terlelap saat hari menjelang pagi. 

Saat sinar mentari membangunkan kami, rasa syukur pun spontan keluar dari mulut kami. Mesti sempat terlintas tidak melanjutkan pendakian, tetapi akhirnya pada pukul 08.00 WIB. Kami melanjutkan pendakian menuju puncak Garuda. Karena untuk mencapai puncak tinggi membutuhkan waktu sekitar satu jam. 

Suasana puncak Garuda memang sangat mengerikan, apalagi bila teringat pada tragedi 1994 lalu, yang letusannya mengakibatkan 66 jiwa melayang. Dan pada awal 2001, material letusan melambung ke angkasa sejauh 4 Km dan menyebabkan hujan petir serem banget. Coba bayangkan bila gunung itu kembali meletus, harus ke mana kami melarikan diri? Sehingga wajar saja, rasa takut terus menghantui kami. Belum lagi ketika salah seorang teman, sempat melihat bangunan candi tua yang berada di sebelah timur puncak Garuda. Hal itu jelas menimbulkan ketakutan yang luar biasa waktu itu. Terlebih mengingat kejadian semalam yang baru kami alami. Kemudian kami pun langsung turun meninggalkan puncak serta pemandangan alam yang belum puas kami nikmati karena kejadian serem itu. 

Perjalanan turun membutuhkan konsentrasi yang tinggi, karena kondisi medan hingga 90 derajat. Kalau terpeleset, kami dapat kehilangan nyawa atau lebih bila beruntung mungkin hanya patah tulang serta memar. 
Setibanya di pasar Bubrah, kami menyempatkan diri beristirahat sejenak untuk melepaskan lelah sambil memandangi lautan awan yang mengelilingi puncak Merbabu dan Puncak gunung Sindoro Sumbing di Wonosobo.

Pemandangan dan udara yang sejuk itu membuat mata ini akhirnya terpejam. Baru pada pukul 13.00 WIB, kami terbangun oleh teriakan Mas Budi. Dengan wajah seputih kertas, ia lalu mengajak kami untuk segera turun.

Dalam perjalanan turun, Mas Budi terus berada di depan. Tanpa bicara ia melaju dengan cepat seperti dikejar–kejar setan. Melihat keanehan itu, tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan dalam benak kami. Apalagi, ketika ditegur ia seolah – olah tidak peduli dan terus menerus mengayukan kakinya, bahkan semakin cepat. Begitu hampir tiba di Desa Kinahrejo, ia mulai memperlambat langkahnya. Tapi, tetap saja ia tidak menceritakan apa yang telah terjadi.

“Nanti kalau sudah sampai di rumah Simbah aku ceritakan!” jawabnya, singkat. Sesampainya di Desa Kinahrejo, terlihat Mbah Marijan sudah berdiri di depan halaman rumahnya seakan memang sengaja menyambut kehadiran kami. Dengan ramah ia tersenyum dan mempersilakan kami masuk untuk beristirahat. 
Tak lama tanpa basa–basi lagi kami langsung mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi, kepada Mas Budi.

“Saat tidur, saya mendapatkan pesan dari Simbah untuk segera meninggalkan tempat itu. Karena akan ada penumbalan oleh penguasa Merapi. Dan korbanya akan dijadikan pengikutnya,” ucapnya. Menurutnya, hal semacam itu memang sering terjadi. Korbanya pun tak pandang bulu, bila sang penguasa menyukainya maka dia akan dijadikan sasaran. Biasanya sang penguasa memilih orang–orang yang memang kurang baik dari segi moral, agama, atau telah berbuat sesuatu yang membuatnya murka. Keesokan harinya, terdengar kabar dari si Mbah bahwa Merapi kembali menelan korban jiwa. Kali ini, korbannya berasal dari kewarganegaraan asing, yaitu asal Jerman. Pendaki itu tewas ketika hendak melakukan penelitian aktivitas Merapi bersama beberapa rekannya. Kejadian itu berlangsung tak lama setelah kami turun, dan ternyata masih ada kaitannya dengan semua yang telah kami alami.

Setelah mengalami dan menyaksikan sendiri keberadaan kerajaan gaib dan pasar setan di puncak Merapi, baru kami percaya bahwa sesuatu yang gaib itu memang ada. Dan harus diakui kalau gunung Merapi memanglah bukan sembarang gunung. Bahkan, kepercayaan itu diperkuat lagi dengan adanya upacara ritual Labuhan yang diadakan oleh pihak keraton dan penguasa Merapi, karena telah membantu melindungi dari malapetaka.

Berdasarkan cerita rakyat, asal muasal upacara ritual ini berawal dari zaman Sultan Agung. Ketika itu, kerajaan tengah tertimpa sebuah malapetaka yang membuat Negara kacau balau. Sultan Agung melakukan semedi dan meminta bantuan pada penguasa alam halus yang merupakan penjelmaan dari Nawang Wulan, seorang bidadari cantik yang diturunkan dari kayangan atau dikenal oleh masyarakat Jawa sebagai Nyi Roro kidul, penguasa laut selatan.

Kemudian, sang ratu memberikan bantuan dengan mengirimkan ribuan anak buahnya untuk menyelesaikan malapetaka itu. Tapi bantuan itu bukan tanpa syarat, sang sultan beserta seluruh keturunannya harus bersedia menjadi suami dan memberikan persembahan yang kemudian dikenal dengan nama labuhan. 

Hingga saat ini, pada masa kesultanan Hamengkubuono X, perjanjian itu masih berlaku dan akan terus berlanjut pada keturunan Sultan Agung yang berikutnya.

Konon, bila perjanjian itu dilanggar, maka akan mengakibatkan kehancuran kesultanan Yogyakarta. “Jika perjanjian dilanggar, akan terjadi malapetaka seperti yang terjadi pada masa Sultan Agung,” demikian penurutan Mbah Marijan yang telah menjadi juru kunci Merapi selama 30 tahun. 

Sementara itu, selain kerajaan para dedemit dan pasar setan, di desa Kinahrejo juga banyak terdapat tempat–tempat yang kental bernuansa gaib. Seperti watu gajah, merupakan sebuah batu besar yang dipercaya dapat menahan aliran lahar bila gunung Merapi meletus. Batu ini dilingkari oleh pagar tembok, dan memiliki satu buah pintu masuk. Di dalamnya terdapat tempat persembahan yang biasanya dilakukan pada malam Jum’at Kliwon. 

Tak jauh dari sini, ada sebuah pohon beringin satu-satunya yang ada di desa, sehingga disakralkan oleh warga sebagai tempat keramat. Menurut penuturan Mbah Marijan, tempat ini dulunya merupakan tempat bersemedi seorang petapa sakti.

Sunday, March 8, 2020

Hantu Dalam Lemari (Cina)

Ini adalah sebuah kisah yang diceritakan oleh temanku, Hui, saat aku berlibur ke Cina 2 tahun yang lalu. Saat itu aku sedang berlibur ke Shanghai, karena aku tidak bisa bahasa Cina maka aku diajak untuk tinggal bersama Hui dan keluarganya. Suatu hari Hui menceritakan sebuah kisah yang membuat bulu kudukku berdiri. Berikut ini adalah kisahnya.

Dulu saat Hui pindah ke Shanghai, dia menemukan tempat tinggal yang sangat murah dan dekat tempat kerja barunya. Ruangan itu ada di lantai 3 di sebuah rumah tua kecil, setiap penyewa menghuni satu lantai, sedangkan dapur dan ruang tamu ada di lantai satu. Pemiliknya seorang nenek tua yang tinggal di lantai satu, sedangkan di lantai 2 dihuni oleh seorang wanita dan anak perempuannya.

Saat Hui pindah ke rumah barunya, si pemilik rumah memperingatkan Hui untuk tidak memakai lemari di dalam kamar, karena katanya bagian dalamnya sudah rusak, kotor dan tidak bisa digunakan lagi. Lemari itu juga dipaku dari luar sehingga Hui tidak bisa membukanya. Hui tidak mempermasalahkan hal ini karena ia bisa menggunakan lemari di luar kamar.

Setelah 2 minggu, Hui mulai merasa malas kalau setiap akan mengambil sesuatu di lemari ia harus keluar kamar. Apalagi saat itu barang-barang Hui semakin bertambah banyak dan memenuhi kamarnya. Akhirnya Hui mengambil alat dan mencabut paku lemari di kamarnya, ia lihat lemari itu ternyata masih bagus dan bisa digunakan. Ia pun memindahkan semua pakaiannya dari lemari luar ke lemari dalam, barang-barangnya yang lain juga ditatanya dengan rapi di dalam lemari itu. Setelah memindahkan semua barangnya ia mandi dan pergi ke kantor.

Sorenya setelah Hui pulang kerja ia segera mandi karena akan keluar malam bersama teman-temannya. Saat ia membuka lemari dilihatnya semua pakaiannya berantakan dan kusut, padahal saat memasukannya pagi tadi dalam keadaan rapi dan sudah disetrika. Hui marah dan beranggapan kalau anak kecil di lantai 2 lah yang sudah mengacak-acak lemarinya. Saat menanyakan hal ini kepada wanita di lantai 2, si wanita itu mengatakan kalau anaknya tidak pernah ke lantai 3 karena memang dilarang oleh nenek pemilik rumah. Hui merasa keheranan, namun ia mengabaikannya dan segera bergegas pergi bersama teman-temannya.

Lain waktu saat Hui sedang mandi air panas tiba-tiba ia merasakan angin dingin berhembus kencang di dalam kamar mandinya, padahal ia tidak membuka jendela sama-sekali dan ruangan itu tidak memiliki ventilasi. Ia juga beberapa kali pernah melihat bayangan hitam di balik tirai kamar mandinya, namun setelah dilihat ternyata tak ada orang disana. Ia sadar kalau mungkin saja semua yang dialaminya itu adalah ulah hantu, tetapi karena Hui tidak percaya akan adanya hantu maka ia hanya mengabaikan hal itu.

Suatu malam, Hui dan 2 temannya pergi ke sebuah pesta dan mereka mampir ke rumah Hui untuk sekedar minum teh karena hari itu udara sangat dingin. Hui sedang di dapur untuk mencari kotak teh yang biasanya disimpan di meja dapur, namun saat itu tak ditemukannya. Ia berpikir apakah mungkin wanita di lantai 2 telah meminum semua tehnya. Saat sedang mencari itu ia berkata, “Dimana tehnya ya?”. Tiba-tiba salah satu kabinet terbuka dan dua kotak teh terbang dan jatuh ke lantai. Dua teman Hui berteriak ketakutan dan meninggalkan Hui sendirian di dapur, sementara Hui yang tidak takut hanya mengambil kembali kotak teh itu dan ditempatkannya di atas meja. Malam itu Hui mengemasi semua barangnya dan pindah untuk tidur di ruang tamu karena sudah malas harus berurusan dengan hantu di dalam lemari kamarnya.

Dua hari kemudian Hui memutuskan untuk pindah rumah rumah. Saat si nenek pemilik rumah menanyakan alasan Hui, maka ia menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Si nenek itu marah dan mengatakan kalau saja saat itu ia tidak membuka lemari itu maka kejadian itu tak akan terjadi padanya. Menurutnya saat ini karena lemari itu sudah terbuka, si hantu yang ada di lemari itu bisa bergentayangan di seluruh rumah. 

Asrama Berhantu (Cina)

Aku adalah orang Indonesia yang sudah tinggal di Cina selama 4 tahun, tepatnya di Beijing. Aku adalah mahasiswa Capital Normal University dan tinggal di asrama yang disediakan oleh pihak kampus. Walaupun asrama itu bersih, bagus dan modern namun asrama itu terkenal berhantu, dan aku sendiri sudah beberapa kali mengalami kejadian yang menyeramkan saat tinggal disana. Saat itu tahun 2009, awal semester aku tinggal bersama satu teman di asrama. Kebetulan kamar kami berada tepat di depan ruang laundry yang menurut kabar berhantu. Saat malam kami sering mendengar suara pintu ruang laundry terbuka, dan saat diperiksa ternyata tidak ada siapapun disana.

Suatu hari pernah teman satu kamarku mengubah posisi tempat tidur menjadi menghadap jendela, dan sejak saat itu pintu kamar mandi jadi sering terbuka dengan sendirinya, bahkan ketika kami sudah bersiap-siap tidur akan terdengar suara keran dinyalakan dan air yang mengalir dari kamar mandi. Saat kami berniat pergi ke kamar mandi untuk mematikan kran, tiba-tiba suara gemericik air itu akan berhenti dengan sendirinya. Kami menceritakan kejadian itu kepada senior di kampus dan menurutnya temanku harus mengubah posisi tempat tidur agar tidak lagi menghadap jendela, karena menurutnya hal itu termasuk tabu. Dan setelah kami mengubah letak tempat tidur, kami sudah tidak diganggu lagi.

Di lantai 8 asramaku ini juga terkenal memiliki banyak hantu. Lift di lantai 8 di dekat ruang laundry sering bertingkah aneh. Kadang lift ini akan membuka dan menutup sendiri tanpa ada seorang pun yang menekan tombolnya. Temanku yang tinggal di kamar nomor 801 di lantai 8 pergi berlibur selama beberapa hari. Aku kira dia sudah tidak bisa online MSN Messenger lagi karena tidak ada sinyal, namun ternyata akun MSN nya online setiap malam dari jam 10 sampai jam 12. Suatu hari aku menelponnya di MSN untuk menanyakan bagaimana liburannya, namun ia hanya menjawah, “Capek,” kemudian offline. Temanku itu terlihat online selama 7 hari setiap malam. Saat ia pulang liburan, aku menanyakan tentang akun MSNnya namun ia justru berkata kalau ia tidak pernah online saat liburan karena ia meninggalkan laptopnya di kamar. Saat diperiksa laptopnya masih terkunci dan aman di dalam laci. Entah siapa yang online menggunakan akunnya selama beberapa hari itu.

Sedangkan di lantai 5, teman kami yang juga orang Indonesia mengatakan kalau saat malam mereka sering mendengar suara gadis bernyanyi sedih, lagu yang dinyanyikan adalah lagu lama dan ketika mendengar suara itu temanku selalu merinding. Menurut petugas kebersihan, suara gadis itu berasal dari kamar sebelah (temanku tinggal di kamar 514 dan kamar yang dimaksud adalah nomor 515). Petugas itu mengatakan kalau kamar itu dihantui oleh arwah seorang gadis yang mati bunuh diri dengan terjun dari jendela, arwahnya masih tinggal di bawah meja di kamar itu. Namun anehnya kenapa suara nyanyian gadis itu hanya terdengar di kamar 514, tidak ada yang tahu.

Pernah suatu hari aku ke lantai 6 untuk menemui teman-temanku, kami duduk di depan jendela besar di ujung ruangan. Ketika baru duduk beberapa menit, aku merasakan hembusan angin yang kuat menerpa padahal jendela besar di depan saat itu sedang terutup. Kemudian aku merasakan tanganku seperti tersentuh baju orang yang lewat, padahal saat itu tidak ada orang yang berjalan diantara kami. Teman-temanku juga merasakan hal yang sama, bahkan salah satu temanku yang punya indra keenam mengatakan kalau baru saja ada gadis berbaju putih lewat diantara kami. Katanya dulu gadis itu bunuh diri setelah melakukan aborsi dan masih sering terlihat bergentayangan di lantai 6. 

Namun dari semua kamar dan lantai di asramaku yang paling parah adalah kamar nomor 303 di lantai 3. Kamar ini dihuni oleh dua teman priaku, sebut saja namanya Sam dan Drew. Suasana di kamar ini sangat aneh, saat musim panas kamu akan kedinginan dan saat musim dingin kamu akan kepanasan jika memasuki kamar ini. Kamar ini juga memiliki nuansa cahaya merah walaupun temanku sudah sering mengganti bola lampu kamar agar sedikit lebih terang. Saat malam hari, tepatnya jam 1 malam, kedua temanku ini akan terbangun dan merasakan seperti ada orang yang mengawasi mereka, mereka biasanya akan terjaga sampai pagi karena tidak bisa tidur. 

Aku pun pernah mengalami kejadian ini, suatu malam aku tertidur disana dan terbangun tepat jam 1 malam. Aku mulai merasa takut karena seperti ada orang yang mengawasiku dan sepertinya tidak suka dengan keberadaanku disitu. Sialnya saat itu aku sendirian di kamar karena ternyata dua temanku pergi ke warnet untuk bermain game dan meninggalkanku disana. Segera saja aku pergi dari kamar itu dan kembali ke kamarku.

Sam punya teman di kampus lain, namanya Anna, yang memiliki indra keenam dan bisa berkomunikasi dengan arwah. Suatu hari kami melakukan Skype dengannya dan temanku memutar laptopnya untuk menunjukkan seisi kamar kepadanya. Namun tiba-tiba Anna berteriak dan menyuruh kami segera meninggalkan kamar, karena perasaan kami memang sudah tidak enak dari tadi maka tanpa basa-basi kami langsung kabur dari kamar itu. Menurut Anna, di dalam kamar 303 itu ada seorang gadis berbaju merah sedang duduk di atas koper Drew yang diletakkan di atas lemari. Ia memiliki rambut panjang dan terlihat sedang menatap salah satu teman perempuan kami dengan tatapan penuh kebencian. Katanya gadis itu benci akan kehadiran perempuan di kamar itu, maka Anna segera menyuruh kami meninggalkan kamar. Menurut Anna, selain gadis berbaju merah itu ada dua hantu lain yang tinggal di kamar itu, yaitu anak laki-laki berusia sekitar 6 dan 12 tahun yang memakai pakaian kuno seperti di film-film vampire Cina. 

Drew pernah melihat hantu anak laki-laki itu sekali. Katanya suatu malam tiba-tiba ia terbangun dan melihat anak laki-laki yang berusia 6 tahun itu berusaha untuk mencekiknya. Drew berhasil melepaskan diri dan menyalakan lampu, kemudian hantu anak laki-laki itu lenyap, saat itu Sam sedang tidak ada di kamar. Sedangkan Sam pernah melihat hantu anak laki-laki yang satunya berdiri di samping tempat tidurnya kemudian lenyap.

Setelah mendengar cerita Anna, kami memutuskan untuk menurunkan koper Drew dan ketika sampai di bawah kami melihat kalau koper Drew penyok permukaannya (padahal koper nya kaku dan keras), seperti sudah diduduki orang dalam waktu yang lama. Kami jadi lebih berhati-hati saat memasuki kamar 303, Sam dan Drew sendiri selalu mengucap salam saat masuk ke kamar dan setelah itu tak ada kejadian yang terjadi hingga Sam dan Drew pulang ke negara asal mereka.

Sialnya, saat semester baru aku dapat kamar tepat di depan kamar 303 yaitu kamar nomor 302. Saat itu setelah aku pulang ke Indonesia, ada teman yang membuka mata batinku sehingga aku bisa melihat hantu. Saat aku pergi ke kamar nomor 303, kulihat hanya tinggal dua anak laki-laki yang tersisa di kamar dan gadis berbaju merah itu sudah menghilang. Karena penasaran aku melakukan Skype dengan Drew dan memintanya untuk menunjukkan kopernya dulu. Dan ternyata dugaanku benar, hantu gadis berbaju merah itu tidak bisa berpisah dengan koper Drew dan ikut pulang bersamanya. Karena takut, Drew akhirnya menaruh koper itu di loteng rumahnya yang sudah tidak digunakan.

Rawa Teratai (Cina)

Jaman dahulu ada pasangan muda yang jatuh cinta dan memutuskan untuk melarikan diri bersama karena hubungan mereka ditentang oleh orang tua mereka. Keduanya berjanji untuk bertemu di Rawa Teratai saat tengah malam dan pergi keluar kota untuk menikah. Di hari yang dijanjikan, si wanita datang terlebih dahulu. Ia menunggu dan terus menunggu kedatangan kekasihnya, namun ia tak kunjung datang. Karena kecewa gadis itu memutuskan untuk pulang ke rumah, namun di tengah jalan dilihatnya sang kekasih tengah bermesraan dengan teman wanitanya. Sakit hati akan penghianatan kekasihnya, si wanita kemudian kembali ke Rawa Teratai dan bunuh diri disana. Mayat wanita malang tadi ditemukan pada pagi harinya oleh orang yang kebetulan lewat.

Beberapa bulan kemudian, kejadian yang sama terulang. Ada sepasang kekasih yang berjanji untuk bertemu di Rawa Teratai untuk melarikan diri. Kebetulan saat itu si pria yang datang terlebih dahulu. Ia dengan setia menunggu kekasihnya untuk datang. Namun kemudian ia mendengar suara seorang wanita bertanya, “Bukankah kita sudah berjanji akan bertemu disini saat tengah malam?”

“Tidak,” kata si pria. Tiba-tiba dua tangan pucat muncul dan menyeretnya ke dalam rawa dan meneggelamkannya sampai si pria meninggal. Sejak saat itu hantu di Rawa Teratai menjadi perbincangan banyak orang. Konon jika kalian datang ke Rawa Teratai saat tengah malam dan ada suara seorang wanita yang menanyakan sesuatu kepadamu, maka kamu tidak boleh menjawabnya dan lebih baik segera pergi dari tempat itu sebelum si hantu wanita itu datang dan menenggelamkanmu di rawa.

Hantu Di Bus Terakhir (Cina)

Tanggal 14 November 1995 di malam yang gelap dan hujan, seorang pemuda sedang naik bus terakhir ke Fragrant Hills di Haidian District, Beijing. Tak lama setelah si pemuda naik bus bernomor 302 itu, terlihat dua orang pria sedang menunggu bus di pinggir jalan. Sebenarnya sopir bus enggan berhenti disitu karena mereka tidak menunggu di halte, namun ia diingatkan oleh kondektur bus yang mengatakan kalau ini adalah bus terakhir di hari itu jadi ia kasihan jika tidak mengangkut mereka. Saat mereka masuk ke dalam bus, ternyata bukan hanya dua orang yang naik, namun tiga orang. Dan anehnya mereka semua menggunakan baju kuno dari jaman dinasti Qing (1644-1911), yang satunya memiliki rambut panjang acak-acakan dan kelihatan dibantu berjalan oleh dua orang lainnya. Wajah mereka pucat pasi dan mereka tidak berinteraksi dengan penumpang lainnya.

Beberapa menit waktu berjalan, banyak penumpang sudah turun ke tujuannya masing-masing, tinggal si pemuda, tiga orang pria misterius dan seorang nyonya tua. Keadaan bus awalnya tenang-tenang saja sampai tiba-tiba si nyonya tua berteriak dan menuduh si pemuda itu mencuri dompetnya. Si pemuda yang tidak merasa bersalah pun beradu argumen dengan nyonya tua itu karena telah menuduhnya sembarangan. Si nyonya tua ngotot dan meminta pemuda itu untuk turun dari bus dan pergi ke kantor polisi terdekat.

Setelah turun dari bus, si pemuda menggerutu karena bus tadi adalah bus terakhir dan mereka harus berjalan sangat jauh untuk sampai ke kantor polisi. Namun si nyonya tua tadi justru berkata, “Kamu harusnya bersyukur aku menyuruhmu keluar dari bus tadi...” katanya “tahukah kamu kalau ketiga pria aneh tadi itu adalah hantu?” Si pemuda hanya terbengong-bengong mendengar perkataan nyonya tua itu. “Iya, mereka adalah hantu. Angin dari jendela bus menerbangkan jubah mereka dan aku lihat tadi tubuh mereka mengambang dan tidak memiliki kaki,” ucap nyonya tua itu lagi.

Esoknya bus nomor 302 itu dikabarkan hilang dan baru ditemukan 3 hari kemudian di sebuah waduk yang jaraknya jauh sekali dari tujuan akhir bus yaitu Fragrant Hills. Di dalam bus ditemukan 3 mayat yang sudah membusuk; sopir, kondektur dan satu mayat orang tak dikenal yang berambut panjang. Banyak hal aneh yang meliputi kasus itu, mulai dari mayat yang sudah sangat rusak walaupun baru tiga hari, dan kenapa mereka bisa sampai di waduk itu padahal kalau diperkirakan bahan bakar mereka tak akan cukup untuk sampai disana karena tak ada pom bensin di daerah itu. Polisi sudah mengecek CCTV di daerah itu namun menurut mereka tidak ada hal aneh yang tertangkap kamera. Ada juga yang mengatakan kalau tank bus itu bukannya berisi bahan bakar namun berisi darah.

Kamar 103 Hotel Sanur


Aku bersama temanku Deny berangkat dari Malang ke Bali dalam rangka berwisata. Kita berdua sampai di sana pada waktu sore hari sekitar pukul 17.00 WITA. Kita berdua bermalam di Hotel Sanur dan diberi kamar di lantai dua, nomor 103.

Deny dikenal mempunyai indra ke-enam, ia mampu melihat makhluk-makhluk alam ghaib. Saat memasuki kamar 103 tiba-tiba saja ia berkata,

“Waahh... banyak sekali penghuni di sini...” katanya.

Sontak aku terkejut, “maksudmu apa Den? Apa perlu kita pindah kamar.” tanyaku penasaran.

“Ah nggak perlu, kayaknya mereka semua baik-baik kok...tidak bakalan gangguin kita.” jawabnya dengan santai.

“Ya sudahlah kalau begitu...” jawabku santai, “toh aku juga tidak punya indra ke-enam, jadi nggak bakalan lihat hantu-hantu itu.” pikirku dengan tenang.

Setelah kami berdua melepas lelah beristirahat sejenak dan mandi, kami siap-siap untuk keluar jalan-jalan menikmati suasana malam di Bali. Sesampai di lobi, aku lupa memakai minyak wangi. Kemudian aku minta temanku agar menungguku di lobi dan aku kembali ke kamar untuk memakai minyak wangi. Begitu aku membuka pintu kamar, aku langsung menuju meja rias dan mengambil minyak wangiku dan langsung aku semprotkan ke bajuku. 

“Aneh, kenapa baunya tidak seperti biasanya, jangan-jangan keliru punya Deny.” pikirku dengan heran. “Ah Deny kan tidak suka pakai parfum?” tanyaku dalam hati.

 Aku mencoba membaca label botol parfumnya, dan ternyata benar parfumku. Tetapi, karena Deny sudah menungguku di lobi maka aku tidak menghiraukan bau parfum itu lagi dan langsung keluar menuju lobi. 

Sesampai di lobi, Deny melihatku dengan wajah yang aneh dan penuh heran.

“Kenapa Den? Ada yang salah dengan penampilanku? Atau ada yang aneh dengan aroma parfumku?” tanyaku.

“Ah tidak... ayo kita cabut, keburu malem.” jawabnya.

Akhirnya kami berdua pergi meninggalkan hotel untuk berjalan-jalan menikmati suasana malam di Bali. Aneh, sepanjang perjalanan Deny hanya diam seribu bahasa. Setiap aku tanya, Ia hanya menjawab dengan jawaban pendek saja, iya, belum, tidak, dan bukan. Di sepanjang perjalananpun aku juga merasa tidak nyaman, sepertinya ada yang memandangiku meskipun di tempat tersebut adalah kawasan yang padat dan ramai. Tapi aku cuek saja, dan sampailah kami ke sebuah cafe. 

Di dalam cafe, aku segera mencari tempat kosong dan memesan minuman. Tak berapa lama kemudian pelayan datang dan memberikan minuman pesananku. Saat kami berdua asyik menikmati minuman dan musik yang mengalun di dalam cafe tersebut, tiba-tiba Deny berkata padaku.

“Habis ini, ayo kita pergi ke toko pakaian sebelah. Belilah kaos atau baju dan pakailah sekalian, lalu buang bajumu yang kau pakai sekarang ini.” kata Deny dengan mimik yang serius.

“Memangnya kenapa, apa yang salah dengan bajuku? Kotor enggak, robek juga enggak?” jawabku.
“Sudahlah... ikuti saja saranku, ntar aku ceritain.” jawab Deny.

Keluar dari cafe, aku segera membeli baju sesuai keinginan Deny. Setelah aku membayar baju tersebut, aku segera mencari toilet untuk ganti baju. Pada saat aku mulai membuka kancing bajuku, tiba-tiba lampu toilet menjadi meredup seakan-akan mau mati. 

Dan begitu aku lepas dan berganti baju, saat aku menatap cermin tiba-tiba... ada beberapa darah yang mengalir membentuk huruf demi huruf dan setelah kubaca, 

“JANGAN SENTUH LAGI MINUMANKU!!!”

Aku begitu gemetaran dan ketakutan, buru-buru aku keluar toilet sambil membawa bajuku yang tadi dan membuangnya ke tempat sampah. Saat bajuku tersebut berada di tempat sampah, terlihat jelas bajuku penuh sekali noda-noda seperti darah yang disemprotkan pada bajuku. Aku segera lari terbirit-birit dan menemui Deny. Sambil gemetaran aku mencoba menceritakan apa yang terjadi di toilet tadi.

“Den... Den... aaaaddaaa...” belum selesai aku bicara, Deny sudah memutuskan ceritaku,

“Iya aku tahu, sudah tenanglah... sekarang kau sudah aman sekarang.” katanya.

Sepanjang perjalanan pulang kembali ke hotel, Deny bertanya padaku,

“Kamu tadi pasti salah ambil parfum ya...?” tanyanya padaku

“Ah tidak, memang tadi aku sempat heran dengan baunya yang tidak seperti biasanya. Tapi setelah aku perhatikan label botol parfumnya, benar punyaku.” jawabku.

“Aku tadi sempat heran, pas kamu turun dari lobi bau parfummu seperti bau bunga kamboja yang mulai membusuk, dan selama perjalanan menuju cafe, bau itu lama-lama berubah bau anyir tapi kau tidak menyadarinya. Nah waktu kamu pesan minuman, aku mulai melihat bajumu penuh dengan semprotan-semprotan darah. Dari situ aku sadar, kalau kamu pasti salah ambil parfum makanya aku segera menyuruhmu berganti baju.” kata Deny mencoba menjelaskan padaku apa yang sebenarnya yang terjadi.

Tiba-tiba, aku ingat sesuatu...

“Oh iya, aku baru ingat! Botol parfumku sejak tadi belum aku keluarkan dari tasku. Lalu itu tadi parfum siapa...???” tanyaku. 

Padahal aku tahu, Deny paling tidak suka pakai parfum. 

“Entahlah...” jawab Deny tenang. Tak terasa, kami sudah sampai di depan pintu kamar. Setelah Deny membuka pintu kamar, perhatianku langsung tertuju ke meja rias itu. Dan Aneh sekali... di meja itu hanya terdapat satu botol kosong dengan posisi tidur dan di sekitarnya seperti terdapat percikan darah. 

“Kamu ingat pertama kali kita memasuki kamar ini, aku bilang kalau banyak sekali penghuninya tetapi aku juga bilang kalau mereka tidak akan mengganggu kan? Saat itu mereka sedang mengadakan pesta. Dan saat kita mau keluar, ada beberapa dari mereka yang menenteng botol minuman dan bermabuk ria. Nah mungkin yang kamu ambil tadi bukan parfum melainkan botol minuman mereka. Pemilik minuman itu marah saat kamu mengambilnya, makanya dia membuntuti kita terus. Tapi sudahlah...sekarang sudah aman, sudah tidak ada siapa-siapa lagi di kamar ini. Ayo kita bersihkan botol dan noda ini, lalu istirahat. Masih banyak tempat yang harus kita kunjungi besok.” kata Deny.

Seperti apa yang dikatakan Deny, malam itu memang sudah tidak terjadi sesuatu yang aneh. Tetapi malam itu, aku tetap tidak bisa tidur sama sekali...

Cerita Teman Lama tentang Bis Hantu di Gianyar


Pada saat itu aku sedang pergi ke Bali naik kendaraan umum berupa bis. Biasanya dari Surabaya ke Denpasar, bis akan turun di terminal Ubung. Tapi sekarang bis malam tidak bisa langsung, melainkan turun di Mengwi di daerah Badung, Bali baru disambung ke terminal Ubung. Nah di dalam bis dari Mengwi inilah aku bertemu teman lamaku.

“Ketut Indrawan ya?” teriakku girang.

Saat itu tanpa sengaja aku berjumpa dengan salah seorang temanku masa kuliah di Surabaya dulu di terminal bus.

“Ooh... Dimas kan ini?” jawabnya tak kalah suka cita.

Kami lalu berjabat tangan dan saling memandangi satu sama lain. Bukan apa-apa, karena sudah sekian lama tidak berjumpa pasti ada perubahan paling tidak secara fisik... lebih tua...hahahah. Indra yang kulihat saat itu tidak jauh berbeda dengan ketika masih remaja dulu. Kepalanya tetap saja pelontos, perawakannya masih kerempeng, seperti halnya aku... hanya raut mukanya tampak lebih tua dibanding dulu... ya jelaslah kan memang usia kami sekarang sudah tua.. Tampaknya dia juga sedang menilaiku karena aku melihat sorot matanya yang menelusuriku dari atas sampai bawah.

“Indrawan... aku panggil Indra apa Ceking nih!” aku mencoba bercanda.

Dulu si Indrawan itu kami panggil dengan sebutan “Ceking” maklum badannya tidak bisa gemuk, malah bisa dibilang kurus abadi. Dia tidak marah disebut begitu, bahkan dia tertawa tawa saja seperti tidak ada beban. 

“Terserah kamu sajalah, dipanggil yang mana saja mau!” jawabnya kalem

“Ok Indra sajalah. Mau kemana nih?” tanyaku lagi.

“Pulang kampung, kamu sendiri?” balasnya balik bertanya.

“Loh kok sama...!” jawabku.

Indrawan terkejut, “Mmmhm... bukannya kamu asli Surabaya?”

“Hehehe bercanda saja... aku kerja di Denpasar sekarang!” 

“Oh ya? Rumahmu di Denpasar? Wah bisa sering-sering main dong kita!” seru Indrawan senang.

“Bukan... bukan rumahku yang di Denpasar, tapi aku kerja di Denpasar. Rumahku tetap di Surabaya. Aku ini harus siap ditempatkan dimana saja di seluruh Indonesia. Kebetulan saat ini aku ditugaskan di kantor cabang di Bali. Enggak lama paling satu dua tahun, jadi aku hanya kost di Denpasar.” jelasku kepadanya.

“Ah, rumah atau kost, yang jelas kamu sekarang tinggal di Bali. Kita bisa saling mengunjungi dan berbagi cerita kan?” 

Aku tertawa, “Iya deh... nurut kamu saja. Oh ya kamu sekarang kerja dimana?”

“Ah, aku cuma jualan di pasar!” jawabnya terdengar agak malu malu, “Beda sama kamu yang orang kantoran!”

“Halah... kamu tuh, aku ini masih ikut orang, karyawan rendahan saja. Kalau kamu kan jadi bos bagi diri sendiri. Wirausaha sejati gitu loh!” 

“Hahaha... bisa aja kamu! Eh tuh bisnya!” tunjuk Indrawan, “Wah, asyik ya... kita bisa satu bis!” dia lalu merangkulku dan mengajakku ke sebuah bis, dia tampak senang sekali.

Dalam hati aku juga senang, berarti ada teman selama dalam perjalanan menuju Denpasar. Bis yang kami tumpangi belum terlalu banyak penumpang, maklum sekarang bukan akhir minggu apalagi hari libur. Duduk di deretan belakang untuk kursi yang berjumlah dua dan berada dekat pintu, membuat kami berdua lebih leluasa bercerita kesana kemari.

“Kerja apa kamu Dim? Bajumu rapi amat!” seru Indrawan, matanya mengarah ke arahku.

“Karyawan biasa saja di sebuah perusahaan makanan dan minuman. Kalau kamu sendiri, katanya berjualan di pasar, jualan apa tuh?” aku ganti bertanya.

“Jualan cinderamata di pasar seni Sukawati, kalau perlu oleh-oleh buat keluarga bisa hubungi aku...!”

“Wah hebat tuh, pasar seni Sukawati kan sangat terkenal. Banyak wisatawan yang mampir ke situ?” aku jadi ingat saat adikku yang terkecil ikut wisata study tour ke Bali, dia membawa oleh-oleh yang dibelinya di pasar seni Sukawati.

 “Kamu sudah menikah ya? Sudah ada berapa anak?” tanyaku mengalihkan pembicaraan, agar tidak ditawari barang jualannya... heheheh... Kulihat dia mengenakan cincin kawin di salah satu jarinya. Agak kelihatan longgar sih, tampak tidak pas masuk di jarinya yang kurus itu.

Indrawan tersenyum getir, agak lama dia diam sebelum akhirnya ia mengangguk pelan. Aku jadi penasaran apa yang sudah menimpanya? Biasanya orang akan bersuka cita bila ditanya soal keluarga terutama anak-anaknya. Ini kok dia tampak enggan? Jadi ingin tahu nih!

“Cerita dong... ingin mengikuti jejakmu nih! Sampai sekarang aku masih jomblo, belum laku laku!” rayuku meminta dia menceritakan soal keluarganya.

Dia tertawa meski tampak dipaksakan, lalu mulutnya bergetar mengucapkan, “Istri dan anak-anakku sudah meninggal. Mereka mengalami kecelakaan...” berhenti sebentar dia lalu melanjutkan, “Maaf, gimana kalau tidak cerita soal itu? Aku...”

 “Aku ikut prihatin.” Kutepuk bahunya pelan.

Tapi terus terang dalam hati aku bertanya-tanya, kalau keluarganya sudah meninggal kenapa cincin kawin itu masih melingkar di jarinya? Ah sudahlah, mungkin dia sangat kehilangan sehingga dia tidak mau melepasnya.
Aku jadi tidak enak hati karena sudah membuatnya bersedih, maka aku segera mencari bahasan cerita lainnya untuk mencairkan suasana.

“Kamu masih ingat teman-teman yang lain? Pernah ketemu?” tanyaku beruntun berupaya mencari topik lain yang membuat keadaan jadi lebih hangat.

“Aku pernah ketemu Naning! Itu lho teman kita yang rambutnya selalu dikucir kuda? Ingat nggak?” jawabnya, kali ini kegembiraan terpancar dari wajahnya.

“Oh... si Naning yang lugu itu ya? Dimana dia? Kapan kamu ketemu?”

“Sudah lama sih... sekitar tiga tahun lalu. Dia lagi ke pasar naik angkutan kota. Nah tanpa sengaja aku ketemu dia!” dia lalu melanjutkan, “Kamu pernah ketemu siapa?”

Aku menggeleng, “Belum pernah, baru ketemu kamu saja, ya sekarang ini!”

“Kalau ada reuni pasti asyik tuh! Setuju nggak kamu kalau ada reuni?” seruku melempar pertanyaan.

“Boleh saja, kalau bisa di Bali saja jadi sekalian berwisata!” jawabnya mengiyakan.

“Kebetulan kan, kita sama-sama di Bali! Siapa tahu nanti ketemu teman yang lain. Bikin reuni kecil juga nggak apa-apa!” timpalku bersemangat.

Kami lalu bercerita banyak tentang masa lalu, tentang teman-teman sekampus dulu dan dosen-dosen... pokoknya tentang kejadian di waktu lampau karena kupikir hanya itu topik yang menarik bagi kami berdua. Tapi ternyata Indrawan mempunyai cerita lain yang lebih menarik, yaitu tentang bis hantu.

“Kamu pernah dengar cerita bis hantu di Bali?” tanyanya.

Aku menggeleng, “Kamu tuh... emang ada bis hantu? Yang naik hantu semua dong!”
“Bukan, nih dengar ceritaku.” 

Dan meluncurlah cerita tentang bis hantu dari mulutnya.

 “Kisah mistis bis hantu ini terjadi di Desa Kemenuh dari sisi barat, tepatnya di perbatasan Desa Kemenuh dengan Desa Batuan, Gianyar terdapat Telabah (sungai) Besil. Awalnya pada tahun 1960-an satu unit bus yang membawa kurang lebih 40 penumpang warga setempat, jatuh ke sungai dan menyebabkan semua awaknya meninggal dunia, kejadian tersebut menyebabkan lokasi tersebut sangat angker hingga saat ini. Kabarnya sampai saat ini bis tersebut masih bergentayangan mencari penumpang.”

“Waduh... ngeri sekali! kalau naik bis hantu itu... apakah kita tidak akan kembali ke dunia... maksudku kita akan tertahan di bis hantu itu dan tidak bisa pulang?” aku mulai merinding mendengar ceritanya.

Indrawan menggeleng, “Belum lama ini, seorang warga yang hendak pergi ke pasar Sukawati menumpang bis hantu tersebut. Kira-kira pukul 04.00 WITA, warga menunggu mikrolet. Dari timur datanglah bis. Warga mengira itu bis Sarbagita. Ia pun menaikinya. Namun setelah sampai di perbatasan barat desa, warga disuruh turun. Ia hanya menurut. Setelah turun, bis itu langsung hilang.”

“Syukurlah... jadi dia tidak tersandera di bis hantu itu!” potongku dengan lega. Ngeri juga membayangkan kalau orang itu tidak bisa kembali lagi.

“Iya, dari penuturan warga tersebut, suasana di dalam bis sama seperti bis pada umumnya. Ada yang bercengkrama, tidur, dan anak-anak bermain. Karena itulah saat di dalam bis, ia tidak memiliki firasat buruk,” imbuhnya.

Aku manggut-manggut mendengar ceritanya, nggak kebayang kalau aku yang naik bis itu... wah bisa terbayang seumur hidup nih! Maklumlah aku ini termasuk penakut... heheheh.

5 Tempat Paling Angker di Kota Medan


Ada 5 tempat di Kota Medan yang dikabarkan mempunyai aura mistis dan sangat angker. Kelima tempat tersebut diantaranya sebagai berikut:

1. Rumah Tjong A Fie

Tjong A Fie adalah seorang pedagang dari Cina yang membangun usaha di Medan. Ia membuat usaha perkebunan hingga memiliki 10.000 karyawan. Kehebatan yang dimiliki oleh Tjong A Fie membuatnya sangat dihormati oleh orang Medan, Sultan Deli, hingga para petinggi Belanda yang kala itu masih berkuasa. Meski kaya raya dan punya kedudukan tinggi ternyata Tjong A Fie suka memberikan sebagian hartanya kepada masyarakat.

Setelah Tjong A Fie meninggal, rumah yang ditempatinya dijadikan museum dan menurut kabar tempat ini menyimpan banyak misteri. Saat malam banyak orang melihat penampakan-penampakan. Selain itu lewat di depannya saja bisa membuat bulu kuduk berdiri. Beberapa orang mengatakan jika ada sosok menyerupai orang Cina yang tinggal di rumah ini. Entah siapa gerangan makhluk itu.

2. Kampus USU Pintu IV

Kampus USU atau Universitas Sumatra Utara, adalah sebuah kampus negeri terbesar di provinsi ini. Banyak sekali mahasiswa dari penjuru Sumatra hingga beberapa wilayah Indonesia yang menimba ilmu di kampus yang konon juga serem dan banyak hantunya. Terutama di bagian pintu IV. Menurut cerita dari mahasiswa dan warga lokal, tempat itu dihuni banyak sekali makhluk halus.

Pintu IV dikenal banyak sekali pohonnya. Banyak orang beranggapan jika pohon besar itu adalah sarang hantu. Jika habis Maghrib Anda kesana, maka suasana mencekam akan langsung terasa. Jika Anda pria maka hantu wanita berbaju merah kadang akan menampakkan diri. Bahkan kadang naik ke atas boncengan motor yang Anda kendarai. Serem banget kan? Kalau tidak percaya boleh uji nyali kesana.

3. SUN Plaza

SUN Plaza adalah sebuah pusat perbelanjaan yang sangat besar. Bangunan ini memiliki sekitar 6 lantai yang menjual aneka kebutuhan masyarakat. Usut punya usut ternyata mall yang banyak dikunjungi orang ini berhantu. Hal ini terjadi sejak ada peristiwa bunuh diri di tahun 2006 silam. Seorang wanita nekat terjun dari lantai 4 dan akhirnya meninggal dunia di tempat. Selain itu pada tahun 2014 silam juga ada satpam yang tewas ditikam di dalam kamar mandi. Hal ini menambah sederetan cerita kelam di mall ini.

Saat malam hari banyak pengunjung ataupun satpam yang merasa diikuti seseorang. Selain itu juga sering terdengar suara-suara aneh seperti orang kesakitan. Warga sekitar meyakini jika hantu yang sering mengganggu itu berasal dari korban bunuh diri. Ia bernama Rita Wongso yang memilih bunuh diri karena merasa depresi dengan nasib keluarganya.

4. Kuburan Depan SMA Sutomo 1

Banyak orang yang mengatakan jika kuburan di depan SMA Sutomo 1 ini sangat angker. Sering sekali ada penampakan makhluk aneh di tempat ini. Di malam hari suasana di area makam sangat mencekam meski berada di tengah kota. Saat ini kuburan ini masih menyimpan misteri meski tak sebanyak dahulu. Hal ini terjadi karena area kuburan adalah area macet dan ramai. Mungkin hantunya sudah mengungsi, begitu kata beberapa warga lokal.

Dahulu saat pagi hari, kuburan ini selalu mengeluarkan bau yang tidak sedap. Bukan bau wangi khas bunga seperti di kuburan umumnya. Jika Anda penyuka wisata mistik, tidak ada salahnya menengok ke tempat ini. Siapa tahu Anda bisa bertemu dengan penghuninya. Hiii serem!

5. Asrama Putri SMA Katolik Cahaya

SMA Katolik Cahaya yang terletak di Jalan Hayam Wuruk Medan ini ternyata juga dikenal angker. Bagian paling banyak penampakannya terletak di bagian asrama putri. Di bangunan yang dikhususkan untuk tempat tinggal ini memiliki kisah yang mengerikan dan sering dialami oleh siswi dan juga warga yang kebetulan lewat.
Dikabarkan sering ada penampakan anak kecil yang dengan baju putih berdiri di atap asrama. Kemungkinan anak ini berusia 7 tahun. Padahal asrama ini berisi anak SMA yang notabene sudah besar-besar. Dan lagi anak itu sering muncul dan menghilang begitu saja. Cerita ini sering menyebar ke beberapa siswi dan orang yang sering lewat sana.

Thursday, March 5, 2020

Kisah Horror Paling Seram di Danau Toba yang Bikin Merinding


Tidak sedikit pengunjung yang sudah pernah datang langsung melihat keindahan Danau Toba, merasa kagum akan panorama yang dimiliki Danau Toba, baik pengunjung lokal maupun manca negara.

Namun, di balik keindahan Danau Toba yang menjadi salah satu icon wisata kebanggaan warga Sumatera Utara tersebut, terungkap berbagai pengakuan masyarakat yang sering dikait-kaitkan dengan kesan misteri atau berbau mistis di beberapa lokasi di Danau Toba. Dilansir dari berbagai sumber, ini dia sepuluh kisah horror di Danau Toba yang patut untuk diketahui.

  • Sosok penunggu gubug reyot



Hanya sedikit yang tahu jika pada akhir tahun 1948, tokoh proklamator yaitu Bung Karno pernah menjalani pengasingan di gubug reyot di tepian Danau Toba selama 22 hari oleh pemerintah Belanda. Hampir 60 tahun berselang, namun gubug reyot itu masih berdiri kokoh di tepian Toba. Hanya saja, gubug pengasingan itu tak lagi reyot. Gubug itu kini menjelma sebagai sebuah wisma megah yang difungsikan untuk menyambut tamu-tamu kehormatan Pemprov Sumatra Utara. 

Seiring dengan perjalanan sejarah, wisma pengasingan itu lantas memunculkan misteri tersendiri bagi pengunjungnya. Menurut warga, disini banyak cerita misteri yang acap kali mewarnai keberadaan gubug bekas tempat tinggal sang proklamator itu. Konon, banyak pengunjung yang sering mendengar suara-suara dan langkah kaki dari ruang pertemuan yang dulu dipakai Bung Karno. Bahkan, pengunjung yang menginap pun tak jarang akan mengalami gangguan oleh makhluk astral tersebut.

  • Sosok wanita berwajah rata

Ada sekelompok anak muda yang mengakui mengalami kejadian misterius di penginapan tepian Toba. Saat itu anak-anak muda tersebut memilih untuk bermain di pinggiran perairan Toba tepat tengah malam karena tak bisa tidur. Dari sekelompok pemuda itu ada seseorang yang memilih duduk di tepian danau karena enggan bermain. Tatkala teman-temannya sedang asyik bermain dia melihat ada sosok wanita misterius yang tiba-tiba muncul di dekat teman-temannya yang bermain air. Wanita misterius itu berjalan keluar dari danau dan ke arahnya. Betapa kagetnya dia saat wanita itu mendekat, karena yang dilihat bukanlah sosok wanita berwajah cantik namun wajah putih dan rata tanpa adanya mata, mulut ataupun hidung.

  • Wajib mengucapkan “Santabi Oppung”



Sebagai salah satu danau vulkanis purbakala, Danau Toba memang sudah melewati banyak sekali masa atau era. Sudah banyak hal yang terjadi di Toba baik buruk ataupun tidak. Untuk menuju Toba memang harus melintasi berbagai tanjakan yang berliku. 

Konon katanya di antara jalanan berliku dan lembah-lembah yang indah itu ada sebuah gua misterius yang ketika kendaraan melintasi bagian depannya akan tiba-tiba mati mesin tanpa alasan jelas. Masyarakat percaya jika demikian maka harus mengucapkan kalimat “Santabi Oppung” yang berarti permisi dalam bahasa Medan. Dan kemudian mesin kembali menyala, konon cerita ini juga sama dengan yang dipercaya ada di daerah Batu Lubang, Sibolga. 



Sebetulnya, cerita seram seperti ini cukup banyak beredar di kalangan masyarakat Sibolga-Tapteng, khususnya di kalangan sopir. Tapi tak semua percaya. Sebab, ada juga yang berkata, kalau kejadian mati mesin di tengah Batu Lubang hanya kebetulan semata.

  • Sosok Begu Ganjang pencabut nyawa

Begu Ganjang merupakan sosok makhluk mistis yang sejak lama dikenal oleh etnis Batak Toba. Menurut penduduk setempat, Begu Ganjang berarti hantu panjang yang keberadaannya acap kali dikaitkan dengan fenomena aneh seperti orang yang tiba-tiba sakit atau meninggal secara misterius. Konon mereka yang pernah melihat, menjelaskan jika Begu Ganjang adalah makhluk tinggi yang jika dilihat bisa mencekik orang yang melihatnya. Sosoknya dipercaya berambut panjang dan suka berdiam di pucuk-pucuk pohon yang tinggi. Meski keberadaan makhluk misterius ini masih menjadi perdebatan, akan tetapi banyak yang percaya atas keberadaannya.

  • Makhluk pengganggu Tongging

Sebetulnya kisah seram ini terjadi di malam tahun baru 2009 tatkala sekelompok orang menikmati indahnya pergantian tahun di desa Tongging, desa tepi Danau Toba. Untuk mendapatkan pemandangan spektakuler di tahun baru, sekelompok pemuda itu melintasi tanjakan Tongging. Ternyata tak hanya medan yang terjal saja yang mengganggu perjalanan dini hari mereka. Akan tetapi ada sosok-sosok tak kasat mata yang mengganggu perjalanan mereka seperti mesin kendaraan yang tiba-tiba mati tanpa sebab padahal kendaraan dalam kondisi baik, hingga perasaan berat yang menyiksa padahal kondisi aman saja.

  • Tangisan misterius

Sebagai danau yang indah, Toba memang menawarkan pemandangan paling memukau yang tak hanya siang hari namun juga saat malam tiba. Oleh karenanya, banyak orang yang memilih bermalam untuk menikmati sinar rembulan membias di danau saat malam tiba. Namun ternyata ada pula sosok-sosok makhluk misterius tak kasat mata yang seakan masih memiliki tanggungan di dunia yang ikut serta menikmati malamnya di pinggir danau. Pasalnya, ada cerita yang menyebutkan jika di beberapa sudut Toba acap kali terdengar suara tangisan kesedihan yang konon merupakan korban orang-orang hilang karena tenggelam disana.

  • Sosok misterius di tepi danau

Kala itu, sekelompok mahasiswa alumni USU pernah menghabiskan malam bersama di pinggiran Toba. Mereka menghabiskan waktu dengan berfoto bersama saat waktu mendekati Maghrib. Ketika asyik berfoto, ternyata mereka menyadari sebuah keganjilan saat foto-foto tersebut dicetak. Anehnya, dari semua foto yang dicetak salah satu diantaranya ada foto yang berwarna pucat. Namun yang lebih mengerikan lagi ialah tampak sosok jauh di belakang mereka seperti seekor monyet namun mirip manusia dengan wajah menyerupai kakek tua dan sangat menyedihkan dengan kaki yang terayun serta tubuh membungkuk.

  • Ikan mas raksasa

Menurut cerita rakyat yang diyakini secara turun menurun menyebutkan bahwa di Toba ada sosok tiga ekor ikan mas yang sangat besar dengan warna khas Batak (Bonang Manalu) yaitu merah, hitam dan putih. Menurut pengakuan masyarakat sekitar, mereka acap kali melihat ketiga ekor ikan berukuran berbeda antara 5-10 meter melintasi danau. Nelayan di perairan Toba selalu gelisah saat rombongan ikan itu lewat karena kerap kali merusak perangkap jala mereka. Konon katanya ketiga ekor ikan itu adalah penunggu Toba yang telah ada selama ratusan tahun silam. 

  • Bersikap sopan

Seperti halnya yang lazim berlaku dimana pun, ketika kamu berkunjung ke Danau Toba memang harus bersikap dan berbicara sopan, termasuk dilarang berbuat asusila, menyakiti hewan, bahkan sampai membuang benda-benda yang dianggap tak sopan. Menurut pengakuan warga, dulunya ada seorang wanita yang mencoba melanggar pantangan tersebut dengan membuang sampah pribadi ke danau. Entah mengapa, wanita itu seolah-olah ditarik oleh sosok misterius tak kasat mata untuk masuk dan ditenggelamkan ke dalam Danau Toba.

  • Sosok naga penjaga danau

Menurut pengakuan warga di sekitar danau mengatakan bahwa mereka sering melihat sosok naga di danau. Konon, menurut mitos yang berkembang disana, naga itu adalah anak dari Pak Toba yang berubah menjadi seekor naga yang hingga kini menjaga danau. Lebih seramnya lagi, naga tersebut hingga saat ini masih selalu menampakan diri. Beberapa nelayan yang sering menjala ikan di Danau Toba kadang mendapati makhluk besar bersisik seperti ular besar berenang di permukaan danau. Namun, tak seorang pun yang sanggup untuk membuktikan kebenaran naga tersebut.

Perkantoran Bekas Kuburan (Jogja)


Cerita ini berawal sekitar tahun 1998 di kota Jogja, sewaktu Yudi bekerja di sebuah kantor di kota gudeg itu. Dia sebagai staf kantor. Yudi sendiri tinggal di daerah Polanharjo, Klaten. Setiap hari ia pulang pergi Polanharjo-Jogja naik angkutan. Sekali berangkat ia harus ganti tiga kali angkutan. Sebenarnya ia ingin kost di Jogja, namun karena masih baru ia belum sempat mencari kost-kostan. 

Kebetulan dalam minggu itu banyak pekerjaan yang harus dilembur, Yudi sendiri tidak mungkin setiap hari bisa pulang. Oleh atasannya Yudi disarankan untuk tinggal di kantor saja. Ada dua kamar yang bisa dipakai, selain kamar yang ditempatinya bersama teman sekerja, Jono, kamar lainnya dipakai Bu Ratmi, tukang bersih-bersih kantor.

Hari pertama tidur di kantor, tahu-tahu Yudi sudah mengalami kejadian aneh. Waktu tengah malam dia mendengar langkah kaki berat berjalan dan seperti berdiri di depan kamar. Disusul suara seperti orang berdehem. Membuat malam itu terasa gerah.

Pada pagi harinya ketika kejadian semalam ditanyakan bu Ratmi dan Jono, jawabannya ternyata pendek saja.

“Oh, rupanya pakdhe datang.” komentar mereka dengan cuek. 

Hari berikutnya terus terjadi keanehan yang sama, dan ketika ditanyakan mengenai kejadian itu dengan enteng dijawab oleh Jono bahwa yang disebut pakdhe itu genderuwo! Spontan Yudi kaget mendengar nama genderuwo.

Malam berikutnya, sekitar jam 02.00 Yudi tidur di luar karena di dalam terasa panas. Waktu tidur dia diganggu suara besi di pukul-pukul.

“Teng teng teng” 

Membuatnya terbangun untuk mencari asal suara tersebut. Sepertinya suara di lantai 2, sehingga dia menuju arah suara tersebut.

Tepat di pojok ruang di bawah remang-remang lampu dilihatnya sebentuk warna putih tegak sedang berdiri. Penasaran dengan apa yang dilihatnya, sosok itu didekati, setelah jelas Yudi langsung berjingkat. Sosok yang ada di hadapannya itu ternyata pocong! Terlihat jelas sosok itu menatap ke arahnya.

Spontan Yudi lari terbirit-birit dan kembali masuk ke dalam  kamar.

“Aku melihat sebentuk pocong anak-anak tapi lama kelamaan menjadi besar. Benar-benar gila.” ujarnya kepada Jono. 

Jawaban tentang hantu-hantu yang tiap malam berkelana dalam kantor, baru dapat ditemukan pada esok harinya.

Saat jalan di belakang gedung perkantoran dia melihat di tengah tempat parkir yang di paving ada cekungan yang berderet-deret sejajar. Dia lalu bertanya pada bu Ratmi, barulah ditemukan jawaban jelas, jika kompleks gedung perkantorannya ini sebelumnya bekas tanah pemakaman. Bu Ratmi dan Jono sendiri sudah terbiasa tinggal di tempat itu, sehingga tidak begitu menggubris kalaupun ada kejadian aneh.

Setelah mendengar penuturan itu sekujur tubuh Yudi langsung lemas. Dia tidak mampu berbuat apa-apa karena kenyatannya lahan kuburan telah berganti menjadi gedung perkantoran yang megah. Menurut penuturannya hantu-hantu itu sampai sekarang masih bergentayangan. 

6 Mitos Aneh dari Jogya



Ada beberapa mitos aneh dari Jogja, di antaranya sebagai berikut.

  • Suara derap kaki kuda di malam hari

Kalau Anda sedang berada di Jogja dan saat tengah malam tiba-tiba merasa mendengar suara andong lengkap dengan suara langkah derap kaki kuda melewati depan rumah atau kamar Anda, itu artinya Anda bakal betaaaaaaah sekali tinggal di Jogja. Mitosnya itu adalah suara andong milik Kanjeng Ratu Kidul yang memberi pangestu kepada kita untuk tinggal di Jogja dengan damai.

  • Legenda manuk bence dan culi

Manuk atau burung Bence, kedatangannya yang ditandai dengan suara ocehannya pada tengah malam, dijadikan tanda akan adanya bahaya, kematian, bencana, dll. Sedangkan manuk atau burung culi, dijadikan tanda bahwa ada jenazah yang tali kain kafannya belum dilepas, sehingga minta diculi, diuculi (dilepas -Jawa).

  • Mitos dilarang nuding kuburan

Dahulu waktu aku masih kecil, ada mitos kalau tidak atau dengan sengaja menudingkan jari kita ke arah kuburan, maka kita harus menggigit ujung jari yang digunakan untuk menuding, jika bisa sampai berdarah, lantas ujung jari tersebut disentuhkan ke tanah dan bilang “amit-amit ora ndulit.” Tanah yang menempel di ujung jari, baru boleh dibersihkan setelah sampai ke rumah. Kalau tidak dibegitukan namanya nuding setan, katanya jari kita bisa bengkok.

  • Mbah Atin

Mbah Atin adalah seorang ibu tua yang agak kurang waras. Berbusana jarik-kebaya dan mengempit tas berwarna hitam, mbah Atin selalu saja tahu dan selalu ada jika ada sripah atau lelayu atau orang meninggal. Hingga, mbah Atin selalu dikait-kaitkan membawa kematian pada setiap daerah yang didatanginya.

  • Rumor tentang adanya hantu biyung tulung di Njeron Beteng

Dahulu, pernah sekali terjadi rumor tentang hantu biyung tulung di seputaran Kadipaten ke arah Ngasem (masih area Njeron Beteng). Hantu biyung tulung ini selalu tidak pernah menampakkan wujud, hanya suara yang mengaduh memanggil ibunya minta tolong,
“Aduh biyung, tulung...”

  • Legenda lampor

Lampor adalah tentara dari kerajaan Ratu Pantai Selatan. Mereka datang dengan kereta kuda mengantarkan Ratu yang hendak berkunjung dengan kereta kencananya menuju Gunung Merapi melewati sungai Code. 
Tapi jaman dulu memang mereka benar-benar mendengarkan suara gemerincing itu. Legenda tentang Lampor ini pernah dituliskan dalam sebuah cerpen oleh seorang tukang becak, tapi ketika tulisannya mendapat juara dalam sebuah kompetisi, dia menolak untuk menulis lagi.

Toilet Tua Di Kampus

(Gambar Hanya Ilustrasi, bukan tempat kejadian sebenarnya) Kalau sudah libur, asrama disini, tidak peduli asrama putri ataupun putra, termas...