Friday, March 26, 2021

18 Tempat Angker dan Horror yang Ada di Surabaya



Foto "Rumah Hantu Darmo"yang terkenal seram di Surabaya


Surabaya adalah salah satu kota bersejarah di Indonesia. Memiliki sejarah tak luput juga dari cerita-cerita rakyat setempat yang mengkeramatkan suatu lokasi yang mempunyai nilai mistik. Daripada hanya membahas bualan yang tidak ada artinya, mari kita cek tempat-tempat yang angker di kota surabaya ini.

Entah percaya atau tidak, cerita-cerita angker yang erat hubungannya dengan sosok hantu memang sudah seperti jadi budaya di Indonesia. Bahkan di setiap kota selalu memiliki cerita masyarakat sendiri yang sudah ada dari turun-temurun.

Mana saja tempat paling angker di Surabaya? Berikut ini kami uraikan tempat-tempat angker di Surabaya.

1. Rumah Hantu Darmo

Rumah hantu Darmo menjadi peringkat nomor 1. Rumah ini sudah ditinggalkan penghuninya lebih dari 10 tahun. Kabarnya mereka dibunuh oleh jin, yang terikat dalam satu perjanjian pesugihan. Tak sedikit warga sekitar yang mengaku mengalami kejadian-kejadian ganjil disana. 

Versi yang lain mengatakan ketika terjadi pembunuhan satu keluarga pada tahun 80 -an yang terdiri dari ayah, ibu, dan 3 orang anak, rumah ini sontak menguras perhatian publik karena banyaknya kejadian-kejadian ganjil pada rumah tersebut yang tidak tapat diterima akal sehat. Mulai dari seseorang yang menangis di malam hari, penampakan yang menjelma jadi seorang wanita cantik yang menggoda pengguna jalan, tumbuhnya pohon raksasa di depan rumah yang tidak dapat ditebang sampai akhirnya rumah ini tidak lagi menarik minat para pembeli lagi dan ditinggalkan begitu saja. 

2. Pantai Kenjeran

Tidak banyak tulisan yang mengabarkan kalau tempat ini angker. Padahal dulu dari sinilah sumber kekuatan terbesarnya Surabaya. Konon ada kerajaan ular di daerah sini. Pantai lama, pantai baru, serta di tikungan dari pantai lama menuju arah Nambangan, disinilah yang selalu memakan korban. Percaya atau tidak setiap tahun selalu ada saja orang tewas di 3 tempat tadi.

3. Delta Plaza

Delta Plaza yang megah ini ternyata didirikan di atas bekas Rumah Sakit UGD. Awal dari cerita suster gepeng juga berasal dari sini. Lokasi dimana sering munculnya penampakan wanita berbaju putih ialah di pepohonan dekat antara WTC dan Plaza-nya.

4. Kampus ITS

Menurut cerita, ada kuntilanak di jalan kembar di depan ITS. Ketika malam lewat jam 21.00, si kuntilanak suka menggoda para pengendara yang lewat di sana. Tapi sekarang jalan itu sudah diterangi banyak lampu dan jalannya sudah diperbaiki, jadi tidak bergelombang lagi. Tempat lainnya yang dikabarkan berhantu di sekitar situ adalah perpustakaan ITS, Teknik Sipil. Dikabarkan pernah ada mahasiswa gantung diri di tangga gedung).

5. Royal Plaza

Kabarnya pembangunan tempat ini banyak memakan korban. Ada yang jatuh dari lantai atas dan ada juga yang meninggal karena tertimpa alat berat. Pernah juga ada isu tentang terekamnya gambar pocong di Royal Plaza.

6. Universitas Airlangga

Selain dikenal sebagai kampus yang bergengsi, Universitas Airlangga juga dianggap sebagai lokasi yang angker terutama beberapa gedungnya. Universitas yang sudah ada sejak tahun 1847 ini dulunya merupakan sekolah untuk mendidik pemuda-pemuda Jawa yang berbakat di bidang kesehatan.

Karena beberapa gedungnya merupakan gedung kuno yang sudah ada sejak jaman dahulu, maka banyak sekali kisah-kisah horror yang terjadi di Universitas Airlangga, diantaranya adalah:

  • Naga di gedung Fakultas Kedokteran. Konon katanya   gedung ini dikelilingi oleh seekor naga besar yang hanya bisa dilihat oleh orang yang memiliki indra keenam. Seorang satpam di gedung FK mengatakan kalau naga itu adalah makhluk paling kuat di gedung FK. Kabarnya kalau kita berada di gedung FK pada malam hari maka kadang akan terdengar suara geraman keras yang dipercaya merupakan hembusan sang naga.
  • Genderuwo di pohon beringin dekat ruang DR-1 di gedung FK. Masih berada di Fakultas Kedokteran, salah satu tempat yang angker disana adalah ruang DR-1 dimana di bagian depan ruang itu ada beberapa pohon beringin yang besar dengan sulur-sulur yang panjang sehingga menciptakan suasana horror. Kabarnya banyak mahasiswa yang pernah melihat sosok makhluk bertubuh hitam besar (genderuwo) yang berada di pohon itu pada malam hari saat mereka lewat di daerah itu.
  • Pocong di ruang paduan suara. Menurut cerita, banyak mahasiswa yang sering melihat pocong di ruangan ini, yang letaknya masih dekat dengan gedung FK. Mahasiswa yang terpaksa datang ke kampus pada malam hari dihimbau untuk menjauhi ruangan ini.
  • Tangisan perempuan yang bunuh diri di parkiran. Ada yang mengatakan kalau kita memarkirkan kendaraan pada saat Maghrib atau malam hari dan mendengar suara tangisan perempuan maka tetaplah diam dan jangan menoleh untuk mencari sumber suara. Beberapa mahasiswa yang memilih menoleh mengatakan bahwa mereka melihat sosok yang mengerikan disana. Sosok itu adalah perempuan dengan pisau yang menancap di perutnya. Konon perempuan itu adalah orang yang dulu bertugas untuk menebang pohon di daerah itu namun kemudian bunuh diri disana.
  • Bunyi suara kaki diseret di dekat gedung Parasitologi. Pernah ada yang menguji nyali di area lantai tiga dekat gedung Parasitologi dan mengatakan kalau ia mendengar bunyi kaki diseret yang semakin lama semakin mendekat. Menurut cerita, suara itu berasal dari hantu seorang pekerja yang pernah mengalami kecelakaan kerja saat berada disana pada malam hari.
  • Lorong Fakultas Farmasi. Walaupun kita melewati lorong ini pada siang hari tetap saja kesan seram akan bisa dirasakan saat melewati lorong di Fakultas Farmasi ini. Menurut seorang pekerja, memang ada hantu usil yang berdiam di tempat itu. Banyak hal seram yang terjadi disana, mulai dari lampu yang tiba-tiba mati padahal keadaannya masih bagus, sampai ada juga yang terjatuh seperti ada yang menjegal kakinya.
  • Suara tangisan di Laboratorium Biotek. Laboratorium yang ada di lantai dua gedung Farmasi ini juga dikenal angker. Pernah ada tiga orang mahasiswi yang sedang mengerjakan tugas sampai malam di ruangan ini dan tiba-tiba mendengar suara tangisan dari pojok ruangan, namun begitu dilihat ternyata tidak ada siapapun disana.
  • Sumur mayat di gedung FK. Salah satu tempat paling angker di gedung FK adalah ruangan di departemen Anatomi dan Histologi. Kabarnya di dalam ruangan itu ada sebuah kolam formalin berisi mayat-mayat untuk keperluan praktek mahasiswa. Jika ada seseorang yang berjalan sendirian disana konon akan mengalami hal-hal menyeramkan.
7. Rumah Sakit Dr. Soetomo

Mungkin gara-gara banyaknya orang yang meninggal karena dirawat di rumah sakit inilah, konon banyak arwah yang bergentayangan dan perawat disini mengaku sering mendengar suara ringkikkan dan tangisan di dalam kamar mayat.

8. Rumah Sakit Darmo

Banyak pengakuan dari para perawat serta pegawai rumah sakit yang sering melihat kemunculan suster yang kakinya tidak menyentuh tanah, serta terdengarnya suara rintihan di waktu tengah malam.

9. Makam Pahlawan 

Makam ini sudah terlihat seram di pagi hari, apalagi kalau sudah malam. Salah satu yang membuat lokasi ini mengerikan adalah adanya makam di tugu Pahlawan. Salah satu gedung di sekitar tugu Pahlawan adalah gedung tua Bank Indonesia yang pernah terlihat ada sosok pendekar jaman dulu dengan pakaian khas Madura berkeliling kantor di malam hari. Dan ada juga kisah tukang bersih-bersih yang dikejar pocong. Masih berminat mau berkunjung disana saat malam hari?

10. SMA Komplek (SMA N 1, SMA N 2, SMA N 5, SMA N 9)

Bangunan lama, apalagi sejak jaman Belanda, sering digunakan sebagai tempat persemayaman makhluk ghaib dan disini adalah gudangnya setan. Berdasarkan cerita dari teman-teman yang sekolah disana, banyak hal-hal yang ganjil terjadi ketika sore menjelang malam. 

Hal seram yang terjadi antara lain; suara papan tulis yang digetok-getok, toilet yang keluar air sendiri, banyak terlihat tentara pelajar tanpa kepala berkeliaran, guru Belanda yang sedang dansa, hingga suara mesin ketik di tengah malam.

11. Gedung Grahadi

Masih merupakan peninggalan bangunan jaman Belanda, gedung Grahadi adalah rumah dinas Gubernur Jawa Timur. Sebagai bangunan lama, Grahadi dulu difungsikan sebagai peristirahatan pejabat Belanda. Semakin berjalannya waktu, kisah horror di Grahadi semakin muncul. Seperti seringkali terlihat ada sosok hantu Belanda berjalan di antara lorong. 

12. Balai Pemuda

Dulu pada jaman Belanda, Balai Pemuda adalah tempat hiburan no 1 di Surabaya. Para warga Belanda dulu suka berdansa dan minum-minum semalaman disana. Kalau sekarang sudah dipakai untuk acara pernikahan atau konser musik. Di samping gedung itu dulu ada pohon beringin yang sampai tahun 2004 masih diberi sesajen, namun untuk sekarang pohon itu sudah ditebang. Yang menyeramkan adalah beberapa orang pernah mendengar alunan musik jadul dari dalam gedung itu padahal sedang tak ada orang di dalam.

13. Kantor BPN Surabaya Jalan Tunjungan

Karena seramnya tempat tersebut sekarang kantor BPN pindah ke daerah Balongsari. Di surat berita Harian Jawa Pos disebutkan, alasan mereka pindah salah satunya adalah karena gangguan mahkluk astral disitu.

14. Balai Pemkot Surabaya

Tempat ini memang seram, banyak wartawan yang sering menjumpai sosok misterius yang tergesa-gesa setengah berlari di lorong-lorong Balai Kota ini.

15. Bekas Pabrik Padi Ketintang 

Sebuah pabrik tua di kawasan Ketintang dianggap sebagai tempat misterius. Lokasi yang dulu merupakan pabrik padi saat jaman Belanda itu rupanya dibeli oleh perusahaan swasta. Sampai saat ini di dalam gedung tua itu masih ada mesin-mesin namun kondisi gedung begitu gelap dan tanpa cahaya. Sosok seperti perempuan Belanda menjadi makhluk astral terkenal disana. Selain itu sosok nenek tua yang disebutkan terbunuh di jaman Belanda dengan cara dipenggal juga sering terlihat di pabrik tua Ketintang ini. 

16. Pintu Air Jagir 

Pintu air Jagir dibangun pada tahun 1917 dan berfungsi sebagai pengendali banjir, penyedia air baku dan menahan intrusi air laut. Menurut sejarahnya, pintu air Jagir ini pernah dijadikan tempat bersandarnya tentara Tar-tar yang akan menyerbu kediri pada tahun 1293. Pintu air ini pernah direnovasi tepatnya pada tahun 1978, tetapi tidak merubah bentuk dan gaya arsitektur Belanda.

Di balik kemegahan arsitekturnya, pintu air Jagir ini juga menyimpan cerita misteri yang masih terdengar hingga sekarang. Salah satunya cerita mengenai buaya putih yang kadang kala terlihat oleh masyarakat sekitar. Bahkan tim dari Mr. Tukul Jalan-jalan sempat mengulas cerita misteri mengenai pintu air Jagir ini dan banyak juga masyarakat sekitar yang menceritakan mengenai buaya putih tersebut. Pintu air Jagir ini sering kali meminta korban, bisa dibilang seringkali ada korban meninggal yang tenggelam di sungai dekat pintu air tersebut dan ada juga yang jasadnya tidak ditemukan hingga sekarang.

17. Rumah Hantu Kupang

Jika Anda melewati Jalan Diponegoro mau ke Pasar Kembang, ada rumah besar di kiri jalan itulah rumah hantu Kupang, tepatnya di Kampung Banyu Urip Wetan IA No. 107, Surabaya. Dahulu tempat tersebut dibuat tempat penyiksaan tentara Jepang. Salah satunya yang terkenal Cak Durasim juga meregang nyawa disitu.

Gedung tua ini terlihat menonjol dan berbeda dari bangunan lain di sekitarnya. Dari luar sudah terasa nuansa angker dan menyeramkan ketika melihat bangunan itu. Warga kota Surabaya sering menyebutnya dengan nama ‘rumah setan’ atau ‘gedung setan’. Sejak jaman kolonial Belanda, gedung itu memang sudah terkenal dengan sebutan ‘spookhuis’.

Asal muasal nama gedung setan memiliki beberapa versi. Versi yang tertulis di buku Oud Soerabaia (1931) karya von Faber yang dikutip Duncan Graham dalam artikelnya yang berjudul “Surabaya’s Ghost House” di Majalah Latitude (2010) menyebutkan bahwa setan di gedung ini adalah salah satu penghuni rumah yang membunuh anak hasil hubungan gelapnya. Selain itu ada pendapat lain bahwa hantunya adalah seorang budak kapal yang memiliki cap (cap kepemilikan budak) dan berpesan tidak mau dimandikan jenazahnya ketika mati. Versi terjemahan Belanda Kuno von Faber ini memiliki sedikit variasi disana sini.

Selain itu, ada kisah yang menyebutkan fungsi rumah setan dulunya sebagai tempat penyimpanan jenazah orang Tionghoa sebelum dimakamkan. Disitu jenazah disimpan, dimandikan dan diprosesikan menuju ke pemakaman yang berada persis di seberangnya (Pasar Kupang dan sekitarnya). Kisah ini dibuktikan dengan ukuran pintu gedung yang sangat tinggi agar prosesi pemakaman –yang biasanya diikuti bendera- bisa melewati pintu dengan bebas. Roh-roh jenazah orang Tionghoa inilah yang dipercaya menjadi setan dan menghuni gedung. Tapi ini tidak dibuktikan dengan catatan tertulis bahkan fungsi rumah jenazah itupun dipertanyakan kebenarannya.

Terlepas dari mitos cerita setan yang beredar, gedung setan ini awalnya dibangun untuk ditinggali oleh pemilik pertamanya yaitu J.A. Middelkoop. Middelkoop membeli area Kupang dari Daendels seharga 4.000 rijksdalders dan tahun 1809 mulai dibangun sebagai tempat tinggal. Setelah ia wafat, rumah berpindah tangan ke orang Tionghoa. Pada masa von Faber pemilik rumah itu adalah Dr. Teng Sioe Hie. Ada pendapat gedung setan diambil dari nama Tionghoa pemiliknya yang bermarga Tan (She Tan). Julukan rumah setan ini diduga sudah melekat di benak penduduk Surabaya sejak awal abad ke-20.
Namun jangan salah, meskipun terlihat angker gedung setan ini tetap berpenghuni. Saat ini ada sekitar 50 keluarga atau sekitar 200 jiwa yang menghuni bangunan ini. Mereka adalah sanak-kerabat turun temurun dari pemilik gedung spookhuis. Adapun hak milik atas gedung setan saat ini adalah pengusaha bernama Teng Kun Gwan atau dikenal dengan nama Gunawan Sasmito. Yang tak lain adalah keturunan ketujuh dari pemilik gedung.

Gedung yang memiliki luas sekitar 400 m² ini terdiri dari dua lantai. Pada bagian belakangnya terdapat bekas altar sembahyang bagi leluhur. Saat ini altar tersebut menjadi tempat parkir motor dan sepeda milik para penghuni gedung. Di bagian tengah terdapat sebuah ruangan yang cukup lapang dengan jendela-jendela yang lebar. Terdapat pula ruangan yang berfungsi sebagai Gereja Pantekosta, tempat beribadah bagi penghuni gedung dan warga sekitar yang beragama Kristen. Tampak pula gambar Yesus Kristus dan gambar-gambar lainnya menghiasi ruangan ini.

Di sekitar gedung setan (spookhuis) terdapat sebuah pasar tradisional yang dikenal dengan nama Pasar Gedung Setan. Yang menarik dan tampak berbeda dengan pasar-pasar tradisional lainnya, pedagang di pasar ini didominasi oleh orang-orang beretnis Tionghoa yang tak lain adalah penghuni gedung setan.
Jika Anda berminat mengunjungi gedung bersejarah dan penuh cerita misteri ini, aksesnya sangat mudah. Dengan kendaraan pribadi dari kota Surabaya, Anda tinggal mengarahkan kendaraan menuju kawasan Kupang. Letak gedung ini tepat di pinggir jalan raya. Dari jalan, bangunan gedung tua yang besar dan tampak mencolok ini akan langsung terlihat jelas.

ANGKOT SILUMAN

 

Gambar hanya sebagai ilustrasi, bukan gambar kejadian sebenarnya


Kulihat Ani masih berkutat dengan pekerjaannya, tumpukan file dan kertas kerja menumpuk di mejanya. Kasihan juga dia sebenarnya, tapi memang karakter dia seperti itu, suka menunda-nunda pekerjaan jadinya pas waktu tenggat hampir habis kelabakan lah dia. Tapi dia itu teman yang baik menurutku, selain selera humornya, dia itu bisa dipegang, maksudnya kalau kita mau curhat atau cerita yang agak pribadi dia pasti bisa menjaga, tidak bocor kemana-mana.

“Ani, wah mejamu ruarr biasaaa...” ledekku sambil duduk di depannya.

Ani cengar-cengir, “Bantuin dong... jangan cuma meledek!” pintanya dengan wajah memelas.

“Kamu sudah selesai kan? Takut nih sendirian di kantor.”

“Heeh... no lunch for free!” balasku.

“Huuu... ok deh, mau minta apa nih? Nganterin jalan-jalan… nganterin shopping… atau apa nih?” gantian Ani yang meledekku. Dia tahu aku ini jarang sekali beli barang yang tidak sesuai kebutuhan, bukan apa-apa memang kondisi keuanganku cekak aja.

“Nganterin window shopping aja lah, jangan sering-sering shopping… berat diongkos...!” sergahku kalem tapi sedikit menyindirnya.

“Bisa aja kamu, iyalah ntar tanggal muda kita jalan-jalan. Aku yang traktir makan minumnya!” jawab Ani.

“Nah itu baru ok!” kataku sambil menyorongkan dua jempol jariku ke arah dia. Kamipun tertawa bersama.

Sesasat kemudian kami tenggelam menyelesaikan tugas Ani. Tugasku sudah selesai sejak tadi tapi nggak sampai hati rasanya meninggalkan Ani sendiri di kantor. Dia itu teman baikku di kantor dan di kota ini. Ia masih tinggal dengan orang tuanya, sedangkan aku mesti kost. Makanya uang gaji dia utuh... hehehe... dia bisa kredit motor, belanja ini itu selepas terima gaji. 

Sedang aku? Sebelum terima uang saja daftar kebutuhan sudah nongol duluan, ada sih sisa sedikit tapi... huh aku jadi teringat bunda di kampung yang suka sms, yang isinya selalu sama... minta bantuan dana buat ini itu. Ah sudahlah... kok jadi ngelantur begini. Ntar nggak bisa konsentrasi malah makin lama menyelesaikan tugasnya.

Akhirnya selesai juga... setelah merapikan meja, kami berdua keluar ruangan menuju area parkir.

“Wah lembur ya, Mbak!” sapa pak Tito, satpam kantor kami.

“Yoi... tapi sudah selesai kok.” jawabku 

“Iya tinggal Pak Tito yang masih lembur… heheheh.” sambung Ani setengah bercanda.

Pak Tito hanya tersenyum mendengar celotehan Ani, dia sudah lama kerja di sini jadi dia sudah hafal dengan karakter orang-orang di kantor ini. Apalagi para pekerja di sini biasanya cukup lama bisa bertahan. 

Sesampai di ruang parkir hanya ada beberapa motor dan mobil yang tersisa, sebagian sudah pada pulang jadi area itu terasa cukup lengang. Paling itu motor dan mobil karyawan yang lembur seperti kami ini... heheheh.

“Masih jam tujuh malam... mampir mall yuk? Window shopping aja… kan tanggal tua!” ajak Ani.

“Mmmhmm...” Aku sebenarnya enggan untuk menanggapinya. Kalau sudah masuk toko, aku cuma bisa ngiler melihat barang-barang yang terpajang di situ. Nggak sanggup beli hanya bisa melihat-lihat saja.

“Ayolah, bentar aja. Nanti jam delapan tepat cabut deh!” rajuk dia.

“Terserah kamu ajalah!” jawabku pendek. Mau tak mau aku mesti ikut nih, namanya juga numpang membonceng motornya. Tapi Ani tahu diri juga kok, dia mengerti kalau gerbang kostku ditutup jam setengah sepuluh malam, maklum kost putri, jadi ada aturan aturan tak tertulis yang mesti diikuti. 

Sesampai di mall, Ani berubah acara, dia tidak jadi window shopping, tapi dia mengajakku makan minum di sebuah gerai makanan. Katanya lapar... padahal tadi jam lima sore sudah diberi nasi box oleh pihak kantor. Ooh... ternyata hanya ingin ngemil saja dia. Setelah memesan orange juice dan dua potong kue kami duduk di salah satu kursi di gerai itu.

“Wah aku nggak enak nih, selalu kamu traktir!” ucapku sesaat setelah duduk.

“Siapa juga yang bilang aku selalu traktir kamu? Sudahlah nggak usah dipikirin, santai aja.” jawab Ani ringan. Dia lalu menyeruput orange juicenya.

“Eh kayaknya, kamu dapat surat kan minggu kemaren? Dari siapa sih? Hari gini masih kirim kirim surat via pos? Pacar dari kampung ya?” gurau Ani.

“Ah bukan, dari bundaku dari kampung!” jawabku pendek. Malas rasanya membicarakan masalah keluarga sudah beberapa hari ini aku terima sms dari bunda tapi sengaja tidak aku balas. Eeh... sekarang malah kirim surat.

“Oops... sorry!” kata Ani, dia mengerti permasalahanku. 

Saat minum orange juice, pikiranku melayang, membandingkan hidupku dengan Ani memang berbeda, meski gaji yang kami terima sama tapi aku mesti rajin menyisihkan sebagian penghasilanku untuk membantu bunda di kampung. Sebenarnya aku ikhlas loh bisa membantu, apalagi ayah juga sudah berpulang semenjak aku masih balita. Aku tidak ingat sama sekali figure ayah, hanya lewat foto-foto saja aku mengenalnya, jadi aku memahami betul beratnya bunda menghidupi kami sekeluarga.

Dan sekarang setelah kami semua dewasa, ternyata beban hidup bunda juga terus berlanjut, bagaimana tidak? Anak-anaknya tidak ada yang dibilang sukses. Kakak lelaki tertua bernama Yudi, dia sudah menikah dan bekerja di Jakarta. Tapi sebagai pegawai rendahan di sebuah kantor tentu sudah berat untuk menghidupi keluarganya sendiri. Lalu kakak yang kedua bernama Wawan, dia juga sudah bekerja dan menikah. Setali tiga uang dengan kakak tertua, kak Wawan juga dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan. 

Sedang kakak ketigaku, kak Adi... wah payah dia. Belum menikah sih tapi dia tidak mau bekerja, jadilah bunda terbebani dengan kondisi ini. Sedang Doni, kakak keempat sudah berpulang ke padaNya sekitar dua tahun lalu karena sakit keras. Akhirnya aku jugalah yang jadi tumpuan bunda untuk sering-sering membantunya. Untuk Bunda aku tidak masalah, tapi untuk kak Adi? Dia kan lelaki dan sudah dewasa pula, mestinya harus bisa menghidupi diri sendiri. Masak selamanya mau begini terus?

“Hayooo... ngelamun ya? Jangan suka melamun ntar dimasukin...”

“Setan ya?” potongku.

“Bukan... tapi dimasukin lalat... hahahahah” jawab Ani sambil tertawa keras.

Aku ikutan tertawa. Lalu kami asyik mengobrol ringan ini itu sambil makan dan minum. Di saat kami asyik menghabiskan waktu tiba-tiba handphone Ani berbunyi.

“Hallo... Ma...!” sapa Ani begitu dia membuka handphone. 

Wah dari mamanya rupanya, biasa kalau Ani ditelpon keluarga kalau sampai malam belum pulang, dan Ani selalu bilang lembur... padahal sedang bersantai ria menghabiskan waktu. Namun tiba-tiba raut muka Ani berubah, wajahnya kelihatan tegang dan cemas. Telepon dari seberang seperti menjelaskan sesuatu yang tidak dia perkirakan sebelumnya.

“Iya... Ma... aku segera pulang!” Ani mematikan handphone, lalu menarik napas panjang.

“Ada apa, An? kayaknya berita berat!” seruku ikut ikutan cemas.

Ani terdiam sesaat lalu katanya, “Kakakku Anton mengalami kecelakaan... sekarang ada di rumah sakit. Mama memintaku segera pulang agar di rumah ada yang jaga!” urai Ani dengan nada sedih.

Aku termangu sebentar mendengar ceritanya, lalu ucapku, “Ya sudah... kamu pulang sekarang saja!”

Tapi belum selesai aku bicara Ani sudah memotongnya, “Tapi aku kan janji mau mengantarkanmu pulang ke kost?”

“Aduh kamu tuh... kasihan mamamu dong! Santai sajalah... aku bisa naik angkot, biasanya angkot sampai jam sembilan kok, jadi masih bisa!” terangku. 

Sebenarnya aku dan Ani searah jalan pulang tapi cuma setengahnya, sampai perempatan ujung kota kami mesti berpisah, Ani berbelok arah ke selatan sedang aku menuju kost ke arah utara. Kalaupun aku nebeng dia sampai perempatan, risiko buat mencari angkutan lanjutan, apalagi malam-malam begini, mendingan aku mencari angkot di tempat mangkalnya... tidak jauh dari sini, atau bisa juga aku menghentikan di depan mall ini, jalur angkot ada yang lewat sini dan kebetulan langsung bisa ke kost tanpa mesti ganti angkutan lagi.

“Salam buat keluarga ya, An? Semoga kakakmu cepat sembuh!” ucapku kepadanya saat kami hendak berpisah.

Ani tersenyum dan mengangguk, “Sampai besok, ya?” jawabnya.

Kami lalu berpisah. Ani pergi ke parkiran sedang aku berdiri di depan mall menunggu angkot datang. Tak seberapa lama angkot yang aku tunggu datang, aku segera naik ke dalamnya, tidak banyak penumpang saat itu, hanya sekitar empat orang saja, maklum sudah malam... dan saat ini sudah banyak orang yang berganti armada motor. Sebenarnya aku sudah berencana membeli motor secara kredit, tapi aku masih ragu karena kondisi keuanganku sungguh mepet. Aku belum lama bekerja jadi tabunganku juga belum cukup, perhitunganku sih mesti ada dana cadangan tiga bulan buat hidup baru berani ambil kredit motor. Aku takut kalau sampai kredit macet motor bisa diambil kembali... lah rugi dong.

Angkot yang aku tumpangi berjalan dengan lambat dan santai karena sekalian mencari tambahan penumpang. Para penumpang kulihat terkantuk-kantuk karena kelelahan. Kalau dari pakaian yang dikenakan rata-rata mereka seperti aku, karyawan swasta.

Pelan tapi pasti, angkot meninggalkan pusat perkotaan menuju pinggiran. Suasana yang tadinya ramai berganti sepi, memang sih ada beberapa motor atau mobil yang lewat tapi itu cuma beberapa saja. Aku memang mencari kost yang ada di pingggiran karena harganya miring. 

“Loh... ada apa ini?” teriak seorang penumpang. 

Aku jadi tersadar dari lamunanku, ternyata angkot berhenti mendadak dan ada asap tipis keluar dari arah depan. Kami semua keluar termasuk sopir dan kernet.

“Wah... maaf... mobilnya mogok!” seru pak sopir.

“Yaaaah... gimana nih!” kami para penumpang bersungut-sungut.

Mungkin karena nggak enak hati dan takut diomeli, sopir itu minta kernet mengembalikan uang kami, terpaksalah kami berpencar mencari jalan pulang sendiri sendiri.

Aku mencoba mencari bantuan, kuambil handphone dari dalam tas dan kucoba menelpon teman kostku, siapa tahu ada yang bisa menjemputku di sini. Sudah malam begini agak sulit mencari angkutan karena jarang ada yang lewat. Untuk ikutan nebeng motor atau mobil yang lewat aku malah takut sendiri.

“Sial... sial...!” gerutuku, ketika kulihat layar handphone meredup... ternyata batrenya habis.

Terpaksa aku berjalan kaki menuju kost, belum begitu malam sih... baru jam delapan lebih lima belas menit. Aku perkirakan kurang dari satu jam aku bisa sampai kost jadi pintu gerbang belum ditutup.

Suasana malam begitu sepi, angin juga sepoi sepoi menerpa diriku dan mempermainkan rambutku. Hawa dingin mulai menusuk tubuhku karena aku tidak memakai jaket. Entah berapa lama aku berjalan tapi dari belakang kulihat nyala mobil… ah paling hanya mobil yang lewat begitu pikirku.

Eh... ternyata bukan mobil tapi angkot... aku segera melambaikan tanganku sebagai tanda aku bermaksud naik. Angkot itu lalu berhenti di depanku, aku segera masuk ke dalamnya. Cukup banyak penumpangnya, kulihat tiap deret kursi ada paling tidak satu atau dua orang. Aku duduk di salah satu kursi yang berisi satu orang. Setelah membayar ke kernet aku segera duduk dengan santai. Untunglah ada angkot yang lewat jadi aku tidak perlu berjalan kaki jauh, maklum aku sudah capek sekali setelah seharian kerja dan lembur pula.

Angin yang berhembus dari arah pintu membuatku semakin mengantuk. Ya aku duduk di kursi persis di samping pintu masuk.

“Pak, saya turun di perumahan Lembayung Asri ya!” seruku kepada kernet.

Kernet itu mengangguk lalu kembali mengalihkan pandangan keluar mencari penumpang lain. Sebenarnya aku agak heran dengan suasana angkot ini, karena tidak ada suara keriuhan yang kudengar baik dari para penumpang maupun sopir dan kernet. Mereka tampak diam membisu. Ataukah karena sudah malam sehingga mereka merasa lelah? Kernet yang biasa teriak-teriak mencari penumpang juga tampak berdiri diam saja bergelantung di pintu, para penumpang juga seakan di dunianya sendiri sendiri, diam tanpa ada interaksi satu sama lain. Kalau sopir sih aku paham... dia mesti konsentrasi menjalankan mesin.

“Pulang kerja, Pak?” kucoba membuka percakapan dengan bapak tua yang duduk di sampingku.

Bapak itu memalingkan wajahnya sebentar ke arahku, lalu mengangguk cepat dan kembali menghadap kedepan. Aneh... kenapa wajah bapak itu terlihat pucat dan tidak ada sinar kehidupan? Ah mungkin karena sudah tua dan sedang sakit... begitu aku menghibur diri. Aku jadi malas mengajaknya bicara, mendingan aku tiduran aja melepas lelah... tidur-tidur ayam begitu istilahnya, toh aku sudah bilang ke kernet untuk menurunkanku di perumahan Lembayung Asri. Nyaman dan enak sekali rasanya, sudah badan dalam kondisi capek, ditemani angin yang menerpaku serta suasana angkot yang sunyi tanpa suara… klop deh.

“Aduh... ada apa ini!” teriakku saat kepalaku membentur sesuatu yang keras. Kuraba kepalaku? Terasa sedikit mengeras dan menyembul... Aku mencoba membuka mata, meski terasa begitu berat karena rasa kantuk masih menggelayuti. Semburat tipis cahaya matahari terlihat dari ufuk timur, pertanda pagi sudah menjelang, kugosok-gosok kelopak mataku dengan tangan karena aku merasa ada yang aneh: benarkah ini kenyataan ataukah hanya mimpi? 

Kulirik jam yang melingkar di tanganku... jam enam pagi lebih beberapa menit. Aku belum sepenuhnya sadar... kulihat sekeliling seperti masih samar-samar.

Aku segera bangkit dari dudukku karena aku merasa pemandangan sekelilingku sungguh aneh, aku merasa tidak ada di kamar kostku tapi juga tidak di dalam angkot. Terakhir kuingat aku masih di angkot, tapi kini aku dimana ya? Kutajamkan mataku dan aku terbelalak... kenapa aku bisa ada di tengah areal pekuburan? Aku benar-benar tidak percaya, aku bahkan sampai mencubit pipiku berkali kali sambil terus mengucap istigfhar... ya ternyata benar! Aku memang ada di pekuburan. 

Masya Allah... jadi semalam aku naik angkot siluman? Dan kepalaku terbentur salah satu batu nisan yang ada di situ. Gemetaran aku segara berdiri... Kulihat pemukiman penduduk berada tidak terlalu jauh dari sini... aku harus segera mencapainya. Sambil terus berdoa dalam hati aku berlari terbirit-birit meninggalkan areal pekuburan itu.


Misteri Teks Kuil Edfu

Sumber Gambar : Wikipedia kuil efdu mesir


Mesir kuno mengenal legenda Atlantis yang juga ditemukan di seluruh mitos dunia, Asia, Eropa, dan Amerika. Atlantis merupakan mitos penciptaan, berbicara tentang proses abadi, transisi dari tak berbentuk menjadi terbentuk.

In Atlantis: Egyptian Genesis karya Ian Driscoll dan Matius Kurtz, mereka menyelidiki mitologi munculnya teks Mesir kuno yang tertulis pada dinding Kuil Edfu sebagai sumber yang mungkin merujuk pada narasi Plato. Ian memperluas penyelidikan ini di bagian kedua yang menyertakan munculnya mitologi seluruh dunia, membandingkan tema yang ditemukan dalam mitos budaya berbeda dalam kisah Plato tentang peradaban Atlantis yang hilang.

Sejak Plato menyebutkan mitos Atlantis dalam dialog Timaeus dan Critias, banyak menimbulkan pertanyaan kisah legenda Atlantis dan menjadi perdebatan sengit. Aristoteles menyatakan dengan tegas bahwa legenda Atlantis tidak memiliki dasar sejarah.

Proclus, sering mengutip Neo-Platonis di abad ke-5 yang membuat penjelasan bahwa cerita ini ditafsirkan sebagai alegori spiritual, nyata dan bagian dari peristiwa sejarah. Teori modern bermunculan tentang adanya legenda Atlantis di antaranya hipotesis Santorini modern (Tediously Skolastik), dan Atlantis sebagai representasi dramatis mekanika kuantum. Atlantis dinyatakan sudah berulang kali ditemukan, seratus lokasi yang berbeda pada abad sebelumnya belum termasuk penemuan saat ini.

Kuil Edfu dibangun antara 237 dan 57 SM zaman Mesir kuno, kemungkinan masuk dalam proyek konstruksi pemerintahan Fir’aun Ptolemeus yang menjadi salah satu bangunan paling terawat baik di Mesir. Ukiran pada dinding merupakan salah satu kisah-kisah mitologis yang paling unik dan menyimpan misteri kehidupan Mesir kuno. Mesin terbang tergambar lebih dari dua ribu tahun yang lalu tetapi jelas bahwa isi cerita yang mereka tuliskan menggambarkan sejarah jauh sebelum masa penulisan, sebuah negeri yang sangat maju.

Kisah yang tertulis menyatakan tentang sebuah peradaban di pulau kuno yang didirikan oleh para dewa dan diperintah oleh sekelompok dewa kembar. Di tengah-tengah pulau didirikan istana penguasa tertinggi Dewa Bumi, yang beristirahat pada pilar besar dikenal sebagai Djed yang artinya Stabilitas atau Permanen. Kehidupan terus berlanjut di tempat ini dalam jangka waktu yang sangat panjang hingga bencana muncul berupa badai besar yang menghancurkan pulau.

Badai diakibatkan ular jahat yang mengamuk tanpa henti, menenggelamkan penduduk asli pulau tersebut dan menghanyutkan semua jejak peradaban sebelumnya. Pulau itu terendam, benar-benar tenggelam di bawah gelombang besar.

Reymond, seorang Egyptologist yang mengabdikan sebagian besar hidupnya mempelajari mitologi Edfu Mesir kuno, dia menyatakan bahwa bencana yang mengakibatkan Tanah Suci telah dibentuk oleh pencipta, telah berakhir pada saat tertentu pada zaman purba. Badai mungkin muncul di pulau itu yang dilakukan oleh musuh, tetapi digambarkan sebagai ular. Agresi besar sehingga menghancurkan tanah suci, dan penduduk meninggal.

Setelah kehancuran Atlantis, ribuan tahun pulau itu terendam di bawah air, dihiasi tanaman buluh yang menonjol di atas permukaan laut sebagai penanda kuburan peradaban yang mati. Beberapa waktu kemudian cahaya bersinar di tengah-tengah kegelapan, pada saat ini dua dewa muncul dari laut. Asal usul mereka dijelaskan dalam teks dinding Mesir kuno tapi tidak memberikan detail lebih lanjut.

Kedua dewa membuat jalan mereka yang menunjukkan garis pantai dari tanah cekung. Mereka membentuk pilar dari batang buluh dan mendirikannya di tengah-tengah pulau di tempat keberadaan Djed, Dewa Bumi terdahulu. Seolah-olah mereka menggunakan sihir yang membuat air mulai surut, dan Dewa baru sebagai pengganti Dewa yang lama kemudian dipanggil.

Dewa baru yang memiliki penampilan seperti elang besar akan memimpin pemulihan kehancuran dunia dan akhirnya akan mengalahkan ular jahat yang menyebabkan kehancuran peradaban kuno para dewa. Tanah para dewa dengan pilar di pusatnya dan penguasa kembar tiba-tiba hancur dalam satu badai bencana, penjelasan secara analog tentang Atlantis seperti yang dikatakan Plato dengan berbagi semua fitur yang sama.

Sejarah menceritakan tentang Poseidon yang hidup di pulau Atlantis, mengawini seorang gadis muda dan menjadi bapak dari sepuluh putranya. Pulau ini dibagi dan mereka memulai sejumlah proyek pembangunan, beberapa di antaranya mendirikan pusat istana yang memiliki pilar besar terbuat dari logam kemerahan yang bersinar dengan intensitas api. Pilar ini berfungsi sebagai simbol masyarakat Atlantis. Pilar yang terukir berisi perintah-perintah Poseidon yang mengatur perilaku sepuluh raja. Pilar ini mencerminkan ikatan persaudaraan kerajaan yang diperbarui secara teratur.

Legenda Atlantis dinyatakan sebagai masyarakat ideal yang tumbuh kuat dan makmur selama bertahun-tahun, hingga Plato menyatakan bahwa unsur Tuhan di dalamnya menjadi lemah karena masuknya budaya dunia fana, dan sifat-sifat manusia menjadi dominan, mereka tidak lagi membawa kemakmuran dengan moderasi. Pandangan perseptif degenerasi mereka cukup jelas, penilaian kebahagiaan sejati yang rusak dalam mengejar ambisi yang tak terkendali dan kekuasaan, berada di puncak kejayaan dan keberuntungan. Dan Dewa Zeus yang memerintah hukum, melihat hal itu kemudian memutuskan untuk menghukum mereka.

Mesir kuno dan masing-masing budaya dunia menampilkan mitos yang sangat mirip, dan teka-teki itu tidak seharusnya bertanya “dimana,” tapi “apakah” yang dimaksud Atlantis? Atlantis merupakan mitos penciptaan, berbicara tentang proses abadi, transisi dari tak berbentuk menjadi terbentuk.

Mesir Genesis, satu legenda Mesir kuno yang menceritakan tentang Edfu dan narasi Plato, cerita Atlantis tidak terbatas wilayah Mesir kuno. Legenda Atlantis ditemukan di seluruh mitos seluruh dunia, Asia, Eropa, dan Amerika. Atlantis harus dipahami bukan sebagai peristiwa sejarah ataupun sejarah literal, tetapi sebagai sebuah mitos penciptaan yang akan ditempatkan di samping Judaeo, Genesis dan Hindu Purana.

Semua bermula dari Taman Eden dan banjir besar Nuh, pohon besar Norse Yggdrasil dan Ragnarok, pulau Hindu Jambu, dengan pegunungan yang menjulang tinggi di pusatnya, dan Mesir kuno menyimpan misteri besar tentang Atlantis.


Toilet Tua Di Kampus

(Gambar Hanya Ilustrasi, bukan tempat kejadian sebenarnya) Kalau sudah libur, asrama disini, tidak peduli asrama putri ataupun putra, termas...