Sunday, March 8, 2020

Kamar 103 Hotel Sanur


Aku bersama temanku Deny berangkat dari Malang ke Bali dalam rangka berwisata. Kita berdua sampai di sana pada waktu sore hari sekitar pukul 17.00 WITA. Kita berdua bermalam di Hotel Sanur dan diberi kamar di lantai dua, nomor 103.

Deny dikenal mempunyai indra ke-enam, ia mampu melihat makhluk-makhluk alam ghaib. Saat memasuki kamar 103 tiba-tiba saja ia berkata,

“Waahh... banyak sekali penghuni di sini...” katanya.

Sontak aku terkejut, “maksudmu apa Den? Apa perlu kita pindah kamar.” tanyaku penasaran.

“Ah nggak perlu, kayaknya mereka semua baik-baik kok...tidak bakalan gangguin kita.” jawabnya dengan santai.

“Ya sudahlah kalau begitu...” jawabku santai, “toh aku juga tidak punya indra ke-enam, jadi nggak bakalan lihat hantu-hantu itu.” pikirku dengan tenang.

Setelah kami berdua melepas lelah beristirahat sejenak dan mandi, kami siap-siap untuk keluar jalan-jalan menikmati suasana malam di Bali. Sesampai di lobi, aku lupa memakai minyak wangi. Kemudian aku minta temanku agar menungguku di lobi dan aku kembali ke kamar untuk memakai minyak wangi. Begitu aku membuka pintu kamar, aku langsung menuju meja rias dan mengambil minyak wangiku dan langsung aku semprotkan ke bajuku. 

“Aneh, kenapa baunya tidak seperti biasanya, jangan-jangan keliru punya Deny.” pikirku dengan heran. “Ah Deny kan tidak suka pakai parfum?” tanyaku dalam hati.

 Aku mencoba membaca label botol parfumnya, dan ternyata benar parfumku. Tetapi, karena Deny sudah menungguku di lobi maka aku tidak menghiraukan bau parfum itu lagi dan langsung keluar menuju lobi. 

Sesampai di lobi, Deny melihatku dengan wajah yang aneh dan penuh heran.

“Kenapa Den? Ada yang salah dengan penampilanku? Atau ada yang aneh dengan aroma parfumku?” tanyaku.

“Ah tidak... ayo kita cabut, keburu malem.” jawabnya.

Akhirnya kami berdua pergi meninggalkan hotel untuk berjalan-jalan menikmati suasana malam di Bali. Aneh, sepanjang perjalanan Deny hanya diam seribu bahasa. Setiap aku tanya, Ia hanya menjawab dengan jawaban pendek saja, iya, belum, tidak, dan bukan. Di sepanjang perjalananpun aku juga merasa tidak nyaman, sepertinya ada yang memandangiku meskipun di tempat tersebut adalah kawasan yang padat dan ramai. Tapi aku cuek saja, dan sampailah kami ke sebuah cafe. 

Di dalam cafe, aku segera mencari tempat kosong dan memesan minuman. Tak berapa lama kemudian pelayan datang dan memberikan minuman pesananku. Saat kami berdua asyik menikmati minuman dan musik yang mengalun di dalam cafe tersebut, tiba-tiba Deny berkata padaku.

“Habis ini, ayo kita pergi ke toko pakaian sebelah. Belilah kaos atau baju dan pakailah sekalian, lalu buang bajumu yang kau pakai sekarang ini.” kata Deny dengan mimik yang serius.

“Memangnya kenapa, apa yang salah dengan bajuku? Kotor enggak, robek juga enggak?” jawabku.
“Sudahlah... ikuti saja saranku, ntar aku ceritain.” jawab Deny.

Keluar dari cafe, aku segera membeli baju sesuai keinginan Deny. Setelah aku membayar baju tersebut, aku segera mencari toilet untuk ganti baju. Pada saat aku mulai membuka kancing bajuku, tiba-tiba lampu toilet menjadi meredup seakan-akan mau mati. 

Dan begitu aku lepas dan berganti baju, saat aku menatap cermin tiba-tiba... ada beberapa darah yang mengalir membentuk huruf demi huruf dan setelah kubaca, 

“JANGAN SENTUH LAGI MINUMANKU!!!”

Aku begitu gemetaran dan ketakutan, buru-buru aku keluar toilet sambil membawa bajuku yang tadi dan membuangnya ke tempat sampah. Saat bajuku tersebut berada di tempat sampah, terlihat jelas bajuku penuh sekali noda-noda seperti darah yang disemprotkan pada bajuku. Aku segera lari terbirit-birit dan menemui Deny. Sambil gemetaran aku mencoba menceritakan apa yang terjadi di toilet tadi.

“Den... Den... aaaaddaaa...” belum selesai aku bicara, Deny sudah memutuskan ceritaku,

“Iya aku tahu, sudah tenanglah... sekarang kau sudah aman sekarang.” katanya.

Sepanjang perjalanan pulang kembali ke hotel, Deny bertanya padaku,

“Kamu tadi pasti salah ambil parfum ya...?” tanyanya padaku

“Ah tidak, memang tadi aku sempat heran dengan baunya yang tidak seperti biasanya. Tapi setelah aku perhatikan label botol parfumnya, benar punyaku.” jawabku.

“Aku tadi sempat heran, pas kamu turun dari lobi bau parfummu seperti bau bunga kamboja yang mulai membusuk, dan selama perjalanan menuju cafe, bau itu lama-lama berubah bau anyir tapi kau tidak menyadarinya. Nah waktu kamu pesan minuman, aku mulai melihat bajumu penuh dengan semprotan-semprotan darah. Dari situ aku sadar, kalau kamu pasti salah ambil parfum makanya aku segera menyuruhmu berganti baju.” kata Deny mencoba menjelaskan padaku apa yang sebenarnya yang terjadi.

Tiba-tiba, aku ingat sesuatu...

“Oh iya, aku baru ingat! Botol parfumku sejak tadi belum aku keluarkan dari tasku. Lalu itu tadi parfum siapa...???” tanyaku. 

Padahal aku tahu, Deny paling tidak suka pakai parfum. 

“Entahlah...” jawab Deny tenang. Tak terasa, kami sudah sampai di depan pintu kamar. Setelah Deny membuka pintu kamar, perhatianku langsung tertuju ke meja rias itu. Dan Aneh sekali... di meja itu hanya terdapat satu botol kosong dengan posisi tidur dan di sekitarnya seperti terdapat percikan darah. 

“Kamu ingat pertama kali kita memasuki kamar ini, aku bilang kalau banyak sekali penghuninya tetapi aku juga bilang kalau mereka tidak akan mengganggu kan? Saat itu mereka sedang mengadakan pesta. Dan saat kita mau keluar, ada beberapa dari mereka yang menenteng botol minuman dan bermabuk ria. Nah mungkin yang kamu ambil tadi bukan parfum melainkan botol minuman mereka. Pemilik minuman itu marah saat kamu mengambilnya, makanya dia membuntuti kita terus. Tapi sudahlah...sekarang sudah aman, sudah tidak ada siapa-siapa lagi di kamar ini. Ayo kita bersihkan botol dan noda ini, lalu istirahat. Masih banyak tempat yang harus kita kunjungi besok.” kata Deny.

Seperti apa yang dikatakan Deny, malam itu memang sudah tidak terjadi sesuatu yang aneh. Tetapi malam itu, aku tetap tidak bisa tidur sama sekali...

No comments:

Post a Comment

Toilet Tua Di Kampus

(Gambar Hanya Ilustrasi, bukan tempat kejadian sebenarnya) Kalau sudah libur, asrama disini, tidak peduli asrama putri ataupun putra, termas...