Dua tahun yang lalu aku pernah bekerja di sebuah toko roti yang cukup besar di Belo Horizonte, Brazil. Tugasku adalah untuk menjaga dan membersihkan toko itu di malam hari. Aku biasanya bekerja sendirian dan dua bulan pertama semuanya berjalan normal tanpa ada kejadian menghawatirkan. Namun memasuki minggu ke sembilan, kejadian aneh mulai terjadi. Malam itu hujan lebat mengguyur kota, aku berada di lantai satu untuk membersihkan bagian dalam toko. Saat sedang asyik mengepel, tiba-tiba aku mendengar suara berisik dari basement toko yang digunakan untuk menyimpan bahan-bahan pembuat roti. Aku langsung turun ke bawah dan disana kutemui salah satu rak kayu tua patah, dan barang-barang di atasnya jatuh berhamburan. Kantung-kantung tepung robek dan isinya menyebar ke segala arah. Aku tidak berpikir yang aneh-aneh saat itu, karena memang rak kayu tersebut sudah tua jadi mungkin sudah tidak kuat karena beban berat di atasnya. Yang aku pikirkan hanya bagaimana nanti aku membersihkan semua kekacauan itu, pasti sangat melelahkan.
Aku kembali ke lantai atas dan menyelesaikan tugas mengepel lantai kemudian beristirahat sejenak sebelum ke basement dan membereskan kekacauan disana. Aku makan sambil menonton TV di lantai atas dan sekitar 25 menit kemudian aku turun ke basement sambil membawa sapu dan pel. Namun saat sampai disana kulihat ada sesuatu yang aneh, di atas tepung yang berceceran itu ada beberapa jejak kaki manusia, padahal tadi aku sama sekali tidak mendekat ke arah tempat itu. Aku langsung pergi ke lantai atas dan menelpon polisi karena menurutku itu adalah jejak kaki perampok yang masuk ke dalam toko roti. Aku pergi keluar toko dan menguncinya dari luar sehingga perampok itu tidak bisa keluar dari toko.
Sepuluh menit kemudian polisi datang ke toko dan memeriksa semua tempat, tetapi mereka tidak menemukan perampok itu, bahkan mereka sudah mengecek CCTV dan terlihat tak ada seorang pun di toko itu kecuali aku. Aku pun keheranan dibuatnya, polisi justru menyangka kalau aku hanya main-main dan mengerjai mereka. Untungnya bosku yang mengetahui kejadian itu keesokan harinya tidak mempermasalahkannya, karena toko masih aman dan tidak ada sesuatupun yang hilang.
Dua minggu berlalu dan tidak ada kejadian aneh yang kualami, sampai suatu malam saat aku sedang bersih-bersih kudengar seseorang memanggil namaku, suara seorang laki-laki. Aku kaget saat itu karena tidak ada orang lain disana dan di luar toko juga sepi. Aku tidak mau lagi memanggil polisi atau melapor kepada bosku karena takut dipecat jika mengakibatkan kekacauan lagi. Aku mulai mencari di semua ruangan namun tak menemukan seorang pun, aku justru menemukan sesuatu yang menarik di basement. Rak kayu tua yang patah dua minggu yang lalu belum dibenarkan dan di belakangnya kulihat seperti pintu kecil kusam yang selama ini tertutup oleh rak kayu itu. Karena penasaran aku buka pintu kecil itu, kuarahkan senter ke dalamnya dan kutemukan kotak kayu tua di dalamnya yang sudah penuh debu. Kuambil kotak kayu itu dan kubuka, di dalamnya berisi potongan artikel dari sebuah koran lama.
Koran itu diterbitkan pada bulan Desember 1986, isinya mengenai seorang mantan pemilik toko roti yang harus menjual tokonya karena ia memiliki banyak hutang. Pemilik toko yang tidak dapat menerima situasi itu kemudian menjadi stress dan meninggal. Penyebab kematiannya adalah bunuh diri, di siang bolong ia menyelinap ke toko roti yang dulu dimilikinya dan gantung diri, saat itu ada 12 orang yang melihat kejadian mengerikan itu. Entah kenapa koran itu menampilkan foto mayat pria malang itu tanpa ditutup-tutupi, kulihat matanya mengeluarkan darah dan dari mulutnya juga keluar cairan coklat. Benar-benar mengerikan. Aku sudah ketakutan setengah mati membaca berita itu, namun di ujung artikel kulihat ada alamat toko roti yang dimaksud dan aku semakin kaget karena ternyata toko itu adalah toko dimana aku bekerja saat ini.
Segera kumasukkan kembali koran itu dan kukembalikan ke dalam ruangan kecil di belakang rak. Aku langsung menaiki tangga, namun baru beberapa langkah kudengar kran di ruangan basement itu menyala sendiri tanpa ada yang menyentuhnya. Aku turun lagi ke bawah dan mematikan kran itu, lalu kudengar suara laki-laki yang sama memanggil-manggil namaku. Yang lebih mengerikan lagi, seperti ada orang menepuk pundakku dengan tangannya yang dingin dan ada yang bernapas terengah-engah di belakangku. Aku langsung lari tunggang langgang dan keluar dari toko untuk menunggu pegawai yang datang esok hari. Setelah kejadian menyeramkan itu aku langsung berhenti bekerja dan tidak pernah mengunjungi tempat itu lagi.
No comments:
Post a Comment