Dikisahkan bahwa konon banyak para penjelajah dunia dan saksi hidup yang telah menemukan pohon-pohon pemangsa daging manusia, berikut ini adalah kisah dari para penjelajah dunia yang menemukan dan menyaksikan peristiwa yang mengerikan dari pohon pemangsa daging manusia. Di Brazil telah ditemukan pohon besar yang mempunyai sifat karnivora (pemakan daging) namun pohon tersebut tidak diketahui keberadaanya.
Seorang peneliti dari Brazil mengklaim telah melihat pohon ini di belakang orang-orang yang sedang berkumpul pada tahun 1878. Ia menceritakan kisahnya ke surat kabar dan media asing setempat dan mengklaim bahwa penduduk asli di hutan Brazil telah mengorbankan manusia untuk pohon. Dan dia benar-benar diundang untuk menyaksikan ritual pohon memakan manusia ini. Pohon itu memiliki tinggi sekitar sepuluh meter, memiliki daun yang berukuran panjang yang penuh dengan duri dan berbisa.
Dari akar pohon ini tumbuh setengah lusin benang sari. Ketika korban didekatkan ke pohon ini, maka benang sari ini akan menyebarkan diri dan mengelilingi di sekitar kepala korban dan bahu cabang hijau akan melilit seperti ular melingkari tubuh korban. Kemudian beberapa akar akan naik pelan-pelan dan menutup seluruh korban dan akar ini mengeluarkan cairan berwarna merah muda sebagai pelumas agar kulit dari tubuh korban terlepas, setelah terlepas pohon itu akan memisahkan tulang-tulang dari korban.
Ada juga yang mengatakan bahwa ada sebuah pohon seperti ular dan pohon ini berada di Sierrea Madre, yang terletak di Meksiko. Pohon ini digambarkan sebagai pohon yang memiliki cabang sensitif, berlendir dan bentuknya seperti ular. Jika ada seekor binatang yang hinggap/menaiki pohon itu, maka pohon itu akan memakan binatang itu melalui celah dari dahan pohon yang sekaligus sebagai mulut dan akan terbuka lebar bagaikan ular ingin memakan mangsanya, setelah pohon itu melahapnya kemudian pohon itu akan membuang tulang dari binatang itu. Ada seorang pria sekaligus sebagai saksi hidup telah menyentuh pohon itu tanpa disengaja, tiba-tiba saja pohon itu langsung mencengkram tubuhnya dan membelit tubuhnya dengan dahan yang kuat, tetapi pria ini berhasil melepaskan diri dari pohon ular itu, tetapi sayangnya dia kehilangan beberapa kulit di tubuhnya, sebagaian kulitnya telah terkelupas akibat cengkraman kuat dari pohon itu.
Ada sebuah kisah dari Kapten Arkright pada tahun 1581 yang sedang melakukan study tour dari pulau Pasifik Selatan untuk mempelajari tentang Bunga Kematian, bunga ini berada di Pulau El Banoor, atau sebutan lainya ialah Island of Death. Bunga ini sangat indah, memiliki warna yang mencolok, memiliki aroma yang sangat wangi dan memiliki ukuran yang sangat besar sekali, dan bunga ini juga sangat berbeda dari bentuk bunga-bunga lainya, sehingga seorang bisa masuk ke dalam bunga itu dan berteduh di salah satu kelopaknya, kelopak dari bunga ini seperti sebuah gua kecil tetapi jika bunga ini sedang lapar maka akan menjadi pemandangan yang sangat mengerikan. Ada seorang pria yang sedang terpesona dan terkagum oleh bunga ini, dan tanpa pikir panjang pria itu langsung berbaring santai di salah satu kelopaknya tetapi setelah itu menjadi peristiwa yang sangat mengerikan, bahwa bunga itu akan menutup kelopaknya dan mengeluarkan cairan asam dari dinding kelopak bunga dan mencerna korban itu hidup-hidup.
Dan terakhir dari kisah Pohon Perangkap Monyet. Ada seorang penjelajah hutan Brasil, dan ia bernama Mariano Da Silva, ia telah kembali untuk ekspedisinya dari perbatasan Brasil dan Guyana. Tujuan pergi ke sana adalah ia akan mencari penduduk Indian Yatapu untuk bahan study tour-nya. Selama di perjalanan bahwa ia telah melihat sebuah peristiwa yang sangat mengerikan, ada sebuah pohon yang akan memakan seekor monyet. Dikatakan bahwa ketika pohon itu sedang lapar maka ia mengeluarkan aroma yang sangat tajam yang akan memancing korban terutama seekor monyet sebagai pemangsa utama pohon ini, maka pohon itu diberi julukan sebagai Pohon Perangkap Monyet. Ketika seekor hewan memanjat batang pohon ini, maka hewan itu akan tertimbun oleh dedaunan, dan setelah sekitar 3 hari kemudian maka timbunan dari dedaunan ini akan terbuka dan menjatuhkan tulang dari hewan yang berhasil ia mangsa dan akan menunggu waktu makan berikutnya.
No comments:
Post a Comment