Tuesday, September 17, 2019

Pembantaian di Kamboja Beserta Bekas-bekas Khmer Merah (Kamboja)

Republik Khmer Lon Nol digulingkan pada 17 April 1975 oleh para pasukan Khmer Merah dan para Pendukung Polpot, sebelumnya Lon Nol melakukan kudeta terhadap pangeran Sihanouk saat sang pangeran berkunjung di Rusia. Dan karena hal tersebut akhirnya terjadi perang saudara yang cukup lama di sekitar Kamboja. 

Dan karena rakyat sudah bosan, runtuhnya rezim Lon Nol dinilai sebagai kebebasan rakyat dari perang saudara yang berkepanjangan. Akan tetapi harapan rakyat Kamboja belum terpenuhi, justru pada rezim berikutnya barulah penderitaan yang sangat berat dialami oleh rakyat Kamboja.

Pemerintahan Polpot (Rezim Khmer Merah) membawa Kamboja ke arah Komunis China. Tujuan dari pemerintahan Polpot sendiri memiliki beberapa hal di antaranya.

Kamboja mampu menciptakan tatanan sosialis murni yang berdiri sendiri melalui produktivitas petani dengan mengatakan, 

“Kami membuat sebuah revolusi yang unik,” katanya.

“Apakah ada negara yang berani menghapuskan uang dan pasar seperti cara yang kami miliki? Kami adalah model yang baik bagi seluruh dunia.” yang intinya bahwa Rezim Khmer Merah bertujuan untuk membentuk masyarakat Utopis dengan berlandaskan pertanian yang makmur.

Berikut ini kondisi masyarakat Kamboja di bawah Khmer Merah. Masyarakat dari kota banyak yang dibawa ke desa sehingga kota kosong seperti kota hantu, terutama Battambang dan Pnompenh. Pada kedua kota tersebut ratusan ribu penduduk meninggalkan kota atau memilih mengungsi, beberapa sekolah tempat pusat akademisi dijadikan penjara sekaligus tempat penyiksaan yang tidak sealiran dengan Khmer Merah.

Di sekeliling desa tempat pertanian dipasang ranjau yang sangat mengerikan, sehingga Polpot bilang bahwa itu adalah tentara yang paling sempurna. Banyak yang berusaha kabur ke hutan-hutan, akan tetapi apabila mereka menginjak ranjau maka kematian langsung mendatangi mereka. Belum lagi setelah keluar dari zona ranjau, para penduduk masih harus menghindari pengejaran tentara Khmer Merah.

Terjadi banyak pembantaian di berbagai wilayah, dan kelaparan-kelaparan masyarakat yang dipekerjakaan oleh Polpot. Beberapa wilayah dijadikan pula kuburan masal, hal itu bisa dilihat dari berbagai tulang belulang yang berserakan yang tersebar di berbagai wilayah yang ada di Kamboja.

Kondisi politik Kamboja di masa Khmer Merah saat itu adalah banyaknya musuh-musuh politik dari Khmer Merah yang dibunuh dan disingkirkan, terutama para akademisi, dan para pedagang, juga mereka yang mendukung pemerintahan Lon Nol. Dan para anggota Khmer Merah beranggapan bahwa orang-orang yang memiliki pendidikan, susah untuk diajak menjadi petani yang patuh.

Struktur politik benar-benar dikuasai oleh Khmer Merah dan siapapun yang menentang akan disingkirkan. Partai yang berkuasa adalah partai Khmer Merah, para pendukung Khmer Merah mereka mendirikan kamp-kamp yang dijadikan tempat penyiksaan dan pembunuhan oleh para sipir penjara Kamboja. Dan banyak kekejian yang dilakukan mereka.

Kondisi ekonomi di bawah Khmer Merah adalah saat itu kota menjadi sepi semua penduduk pindah ke desa, produksi di kota-kota terhenti, terutama Pnompenh dan Battambang, kedua kota itu seperti kota mati. Penduduk menjadi jarang karena telah digiring ke lahan pertanian. Dan banyak di antara mereka yang mengungsi ke negara tetangga atau ke hutan-hutan di wilayah Kamboja.

Sektor pertanian ditingkatkan, dengan para pekerja yang berasal dari para penduduk yang dijadikan pekerja oleh Khmer Merah. Sehingga dimana pada awalnya sektor industri hancur, dan bahkan mata uang berhenti beredar. Oleh sebab itu pada saat Khmer Merah, Kamboja benar-benar menutup diri dari dunia luar.

Tak hanya itu, dunia internasional juga banyak menuai kecaman. Tanggapan dunia internasional terhadap rezim Khmer Merah Amerika Serikat dan sekutunya Polpot memperoleh dukungan dari Thailand dan AS. AS dan Tiongkok memveto alokasi perwakilan Kamboja di Sidang Umum PBB yang berasal dari pemerintahan Heng Samrin. AS secara langsung dan tidak langsung mendukung Polpot dengan menyalurkan bantuan dana yang dikumpulkan untuk Khmer Merah (setelah Polpot mundur, dan digantikan oleh Heng Samrin yang pro Vietnam atau soviet).

Di sini China sangat jelas mendukung Khmer Merah, karena perbedaan dengan Idiologi dan hubungan yang kurang baik antara China dan Vietnam, membuat China tetap mendukung pemerintahan Polpot. Akan tetapi di masa Heng samrin Tiongkok tidak menudukung pemerintahan tersebut karena dianggap sebagai Boneka dari Vietnam. Dan hal itu juga yang menyebabkan persetruan antara Vietnam dan China di masa itu.

Di sini Rezim Polpot berstatus musuh dari Vietnam. Dimana Vietnam penduduk perbatasannya ikut terimbas dari pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Khmer Merah, hal ini juga yang nantinya membuat Vietnam menyerang kambodja yang didukung oleh Soviet. Tetapi pada perkembangan berikutnya karena kecaman dari dunia internasional Soviet berhenti mendukung vietnam, dan Vietnam pun melepas Kemboja, karena tekanan keras dari semua pihak.

Pada akhir 1978, Vietnam menginvasi Kamboja. Pasukan Kamboja dikalahkan dengan mudah, dan Polpot lari ke perbatasan Thailand. Pada Januari 1979, Vietnam membentuk pemerintah boneka di bawah HengSamrin, yang terdiri dari anggota Khmer Merah yang sebelumnya melarikan diri ke Vietnam untuk menghindari pembasmian yang terjadi sebelumnya pada 1954. 

Banyak anggota Khmer Merah di Kamboja sebelah timur yang pindah ke pihak Vietnam karena takut dituduh berkolaborasi. Polpot berhasil mempertahankan jumlah pengikut yang cukup untuk tetap bertempur di wilayah-wilayah yang kecil di sebelah barat Kamboja. Pada saat itu, Tiongkok, yang sebelumnya mendukung Polpot, menyerang, dan menyebabkan Perang Tiongkok-Vietnam yang tidak berlangsung lama.

Tetapi Vietnam juga mempunyai tujuan untuk menginvasi Kamboja, berikut penjelasanya. Sebenaranya masalah warisan sejarah yaitu menyangkut adanya batas-batas wilayah yang tidak jelas antara Vietnam dengan Kamboja turut menjadi tujuan Vietnam untuk menginvasi Kamboja. Hal itu di perkuat keinginan dari Vietnam untuk memegang kendali atas Indocina termasuk di dalamnya adalah Kamboja dan Laos. Belum lagi di ranah luar perpecahan antara dua kekuatan besar komunis di dunia yaitu Uni Soviet dan Cina dan Kamboja selalu menjadi daerah rebutan antara Thailand dan Vietnam.

Diantara keduanya tidak ingin Kamboja sebagai batu loncatan untuk menyerang salah satu negara di kawasan indocina, termasuk usaha Amerika menyerang Vietnam. Terakhir, adanya kepentingan, dengan Hanoi’s Blue Print ingin menjadikan Hanoi sebagai sentral kekuatan bagi seluruh Indocina 

Pemerintahan Heng Samrin (negara boneka bentukan Vietnam yang ditentang dunia internasional), Pemerintahan Heng samrim mengakhiri Rezim Khmer Merah yang berkuasa. Akan tetapi rezim ini tidak diakui oleh dunia internasional, dan setelah rezim ini para mantan perwira Khmer Merah belum mendapatkan pengadilan dalam kasus pembantaian rakyat sipil. Di samping itu Heng Samrin sendiri tidak didukung oleh mayoritas rakyat Kamboja, hingga nanti pemerintahan kembali lagi ke pangeran Norodom.

No comments:

Post a Comment

Toilet Tua Di Kampus

(Gambar Hanya Ilustrasi, bukan tempat kejadian sebenarnya) Kalau sudah libur, asrama disini, tidak peduli asrama putri ataupun putra, termas...